Siklus kehidupan Manusia dimulai dari bayi atau usia muda hingga usia tua. Lansia atau lanjut usia merupakan golongan yang rentan mengidap berbagai penyakit metabolik, terutama Penyakit Tidak Menular (PTM) akan tetapi dengan menjaga pola hidup sehat maka kualitas hidup tetap terjaga. Berdasarkan data BPS Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun di 2004 menjadi 70,8 tahun di tahun 2015.
“Dengan membaiknya sistem kesehatan maka akan bertambah usia harapan hidup di Indonesia. Diperkirakan kita akan mendapatkan populasi lansia yang bertambah besar”, ujar dr. Untung Suseno Sutarjo, M.kes dalam pembukaan acara temu media di Kemenkes RI (24/5).
Berdasarkan Data Susenas pada tahun 2014 jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa. Menurut dr. Untung di perkirakan pada tahun 2020-2035 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu lonjakan jumlah lansia, sehingga kedepan tren penyakit dan kematian akibat PTM akan semakin meningkat. Oleh karena itu Kemenkes menginginkan agar lansia tetap sehat dan produktif.
Untuk mendapatkan lansia yang sehat, program kesehatan melalaui pendekatan life cycle diperlukan. Dengan melihat kesehatan bukan hanya dijaga dan dirawat ketika sudah tua tetapi dimulai di hulu atau awal sehingga diharapkan dihilirnya akan menjadi lebih baik, karena Lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa.
Kebijakan Kemenkes dalam pelayanan kesehatan lanjut usia adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai lansia yang sehat, mandiri aktif, produktif bagi keluarga dan masyarakat.
Kebijakan yang dilakukan antara lain dengan; pembinaan Kesehatan Lansia dilakukan dengan upaya peningkatan kesehatan dan kemampuan agar selama mungkin tetap dapat berperan aktif dalam pembangunan; pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan peran keluarga dan masyarakat serta menjalin kemitraan dengan LSM, swasta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan lansia; pembinaan yang dilakukan melalui pendekatan holistik; pendekatan siklus hidup dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai lanjut usia aktif dan sehat dalam konteks kesehatan keluarga; serta melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dan berkualitas.
“Untuk menjadi lansia yang sehat harus dimulai dari awal atau muda. Gizi harus dijaga karena bila di masa kecil sudah kekurangan gizi, maka kemungkinan dimasa tua bisa terkena PTM”, tambah dr. Untung.
Dengan bertambahnya usia resiko penyakit semakin tinggi. Seringkali lansia membebankan orang lain dikarenakan penyakit yang diderita membutuhkan perawatan jangka panjang Karena banyak penyakit yang diderita dan bersifat kompleks.
“Target pengobatan Lansia bukan untuk mencegah penyakit, tetapi mencegah disabilitas dan mencegah lansia menjadi ketergantungan” ujar Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD-Kger, M.Epid Ketua Persatuan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) dalam paparannya.
Prof. Siti menambahkan lansia yang sudah sakit, bukan berarti harus ditangani sampai sembuh tapi bagaimana agar lansia tersebut tetap dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada didalam dirinya. Menurut beliau lansia dapat menjaga kesehatan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang di senanginya sehingga tetap dapat menjaga kesehatannya baik secara fisik dan mental. Lansia boleh berpenyakit tetapi tetap terkendali sehingga tetap dapat hidup sehat sehingga menjadi investasi di masa depan bukan menjadi beban.
Kegiatan pelayanan kesehatan utama untuk lanjut usia dilakukan di Puskesmas. Selain itu dapat dilakukan oleh Posyandu Lansia, perawatan di rumah (home care) dan dipanti Lansia (panti Wredha).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.