Bali, 22 Juli 2016
Hari ini (22/7) Menkes Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K), mencanangkan penggunaan vaksin Polio Suntik / Inactivated Polio Vaccine (IPV) sebagai Imunisasi Dasar bagi bayi, di Bali.
Program Imunisasi ini merupakan salah satu program kesehatan yang paling efektif dalam Pembangunan Kesehatan terutama untuk mencegah kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi atau PD3I. Tujuan Program Imunisasi hanya dapat dicapai dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata.
Secara global, imunisasi telah berhasil menurunkan angka kematian bayi sekitar 2-3 juta pertahun akibat PD3I. Khususnya dalam pemberantasan penyakit Polio, Indonesia telah memperoleh Sertifikasi Bebas Polio dari World Health Organization (WHO) pada Bulan April 2014.
Adapun keberhasilan Program Imunisasi di Indonesia antara lain; hilangnya penyakit cacar yang mematikan sejak tahun 1974, tidak ditemukan lagi penderita Polio sejak tahun 2006, tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal pada tahun 2016, serta harapan Dunia Bebas Polio pada tahun 2020.
Keberhasilan dalam mencapai Indonesia Bebas Polio merupakan suatu langkah besar kontribusi Indonesia dalam melangkah untuk mencapai Dunia Bebas Polio. Pemerintah telah berhasil melakukan Pekan Imunisasi Nasional secara serentak di seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 8-15 Maret 2016 dengan sangat baik (cakupan 95,6%). Selain itu, telah pula melakukan switching (peralihan) penggunaan vaksin trivalent Oral Polio Vaccine (tOPV) menjadi bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV) pada tanggal 4 April 2016.
Untuk menuntaskan langkah-langkah dalam Endgame Polio Strategy maka perlu dilakukan pemberian imunisasi Polio melalui suntikan sebanyak satu dosis pada anak usia 4 bulan ke dalam program imunisasi rutin nasional, untuk memberikan penguatan proteksi terhadap anak dari ancaman penyakit Polio. Sebelumnya Vaksin IPV sudah diberikan sebagai imunisasi rutin kepada bayi di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta sejak tahun 2007.
Pencanangan vaksin IPV ini menandakan dimulainya pemberian vaksin IPV di Provinsi Bali. Sedangkan untuk provinsi lainnya akan dimulai pada bulan September 2016. Pelaksanaan introduksi IPV ini juga didukung oleh negara-negara mitra pembangunan yang tergabung dalam Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI). Untuk itu pemerintah Indonesia memberikan ucapan terima kasih atas peran yang sangat berharga ini, jelas Menkes.
Selain itu Menkes berharap kepada Gubernur dan para Bupati beserta jajarannya untuk menyukseskan pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan khususnya program imunisasi, dengan mendukung langkah-langkah sebagai berikut; memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat dan menggerakkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan imunisasi agar cakupan imunisasi lengkap meningkat; meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan imunisasi; mendukung ketersediaan anggaran, sehingga masalah pembiayaan kesehatan dapat ditanggulangi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email [email protected].