Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Sabtu, 14/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Kemenkes Tanggapi Hasil Studi Kematian Akibat Karhutla

Rokom by Rokom
21 September 2016
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Belakangan ini, media memunculkan publikasi lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan yang mengutip data hasil studi para peneliti dari Universitas Harvard dan Universitas Columbia yang mengestimasikan terjadinya 100.300 kasus kematian dini di Indonesia, Malaysia dan Singapura akibat krisis kebakaran hutan Indonesia pada 2015 lalu. Metode penelitian tersebut menggunakan pengamatan dibandingkan dengan hasil obervasi data satelit untuk mengestimasikan paparan asap (smoke exposure) akibat kebakaran hutan dan lahan.

Hal ini ditanggapi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Oscar Primadi, MPH, di Kantor Kementerian Kesehatan, rabu sore (21/9).

“Angka tersebut merupakan estimasi hasil studi, bukan angka temuan di lapangan. Kemungkinan besar dimaksudkan untuk menerangkan risiko kematian sebelum usia harapan hidup yang dapat terjadi sebagai dampak adanya kebakaran hutan dan lahan”, ujar Oscar.

Lebih lanjut disampaikan guna menguatkan hasil penelitian pemodelan, penting diikuti dengan studi kohort untuk pengujian hasil. Untuk itu, hasil penelitian tersebut menjadi masukan berharga bagi pemerintah agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut serta menjadi pertimbangan kebijakan Pemerintah.

“Dalam hal ini, semangat dari organisasi masyarakat juga para akademisi kesehatan sejalan dengan upaya Kementerian Kesehatan untuk senantiasa menyehatkan masyarakat”, tutur Oscar.

Selain menyosialisasikan kepada masyarakat akan bahaya kabut asap terhadap kesehatan yang dapat muncul akibat dari adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Kementerian Kesehatan telah secara aktif melakukan upaya penguranan risiko akibat Karhutla, diantaranya: 1) Penguatan Manajemen Pengelolaan Krisis/Bencana di daerah; 2) Pelatihan Teknis Penanggulangan Kabut Asap di Palembang yang dihadiri beberapa negara seperti Malaysia, Jerman, Timor Leste; 3) Koordinasi Klaster Kesehatan dalam menghadapi kabut asap; 4) Penyusunan dan distibusi bahan promkes kepada masyarakat dan sekolah (bekerjasama dengan Kemendikbud); 5) Penambahan stok logistik kesehatan di daerah; 6) Asistensi siaga darurat di posko Karhutla provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah; 7) Penyiapan cadangan logistik kesehatan terpusat baik obat-obatan maupun masker.

“Berdasarkan pengalaman Karhutla tahun 2015, Pemerintah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur telah membentuk Satgas Penanggulangan Karhutla Provinsi, dengan melibatkan Dinas Kesehatan”, terang Oscar.

Seperti kita ketahui, Karhutla terjadi secara berulang di Indonesia di beberapa provinsi di Indonesia. Karhutla terbesar terjadi pada tahun 2015 dan dinilai sebagai Karhutla terparah sejak tahun 1997, karena mengakibatkan 26 korban jiwa di 8 provinsi dari sejumlah 17 provinsi terdampak. Ketujuh belas provinsi terdampak tersebut, adalah: Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Nangroe Aceh Darusalam, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Papua, dan Papua Barat.

Karhutla yang tidak terkendali menimbulkan kabut asap dalam jumlah yang sangat besar dan membahayakan kesehatan. Tingginya kadar indeks standar pencemaran udara (ISPU) di beberapa wilayah Kalimantan dan Sumatera, dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan. ISPU adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara kita dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari.

Secara umum kabut asap dapat mengganggu kesehatan seseorang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit. Gangguan kesehatan yang dapat timbul jika terpapar lama dengan asap, antara lain: 1) Iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi; 2) Iritasi pada mata dan kulit, menimbulkan keluhan gatal, mata berair, peradangan, dan infeksi yang memberat; 3) memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik; 4) Mudah terjadi infeksi misalnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang; 5) Gangguan saluran cerna dan penyakit lainnya, jika mengkonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi polutan asap; 6) Berbagai penyakit kronik di berbagai organ tubuh seperti jantung, hati, ginjal, dan lain-lain dapat memburuk. Ini terjadi karena dampak langsung maupun dampak tidak langsung yang mana kabut asap menurunkan daya tahan tubuh atau menimbulkan stres.

Sebagai informasi, angka ISPU antara 0-50 dan 51-100 dikategorikan baik dan sedang, masing-masing tidak berdampak pada kesehatan. Angka ISPU 101-199 dikategorikan tidak sehat, karena dapat menimbulkan gejala iritasi pada saluan pernafasan. ISPU antara 200-299 dikategorikan sangat tidak sehat, karena pada penderita gangguan pernafasan, pneumonia dan jantung maka gejalanya akan meningkat. Angka ISPU antara 300-399 termasuk kategori berbahaya. Biasanya orang yang sehat akan merasa mudah lelah dan bagi penderita suatu penyakit, gejalanya bisa menjadi lebih serius. Sedangkan angka ISPU > 400 dikategorikan sangat berbahaya bagi semua orang yang ada di wilayah tersebut.

“Masih banyak yang belum mengerti manfaat menggunakan masker, terutama saat beraktifitas di luar rumah. Meskipun level ISPU masih berada di level sedang, banyak penduduk yang enggan memakai masker saat beraktifitas di luar ruangan”, tambah Oscar.

Tingkat keparahan dampak kebakaran hutan dan lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah luas hutan dan lahan yang terbakar, durasi kebakaran hutan dan lahan, jenis lahan yang terbakar, lamanya musim kemarau dan upaya penanggulangan yang dilakukan. Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan sangat terbantu dengan datangnya musim hujan. Namun, pada tahun 2015, musim penghujan tertunda datangnya karena adanya fenomena El Nino. Di Indonesia, El Nino menunda datangnya musim penghujan yang menyebabkan kemarau panjang di tahun 2015.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email [email protected].

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Kepulangan Jemaah Haji Dimulai, Tim Medis Standby Siang Malam

14 Juni 2025
blank

Ditemukan Banyak Kasus Hipertensi, Diabetes dan Masalah Gigi Saat Cek Kesehatan Gratis

13 Juni 2025
blank

Perawat Melek Digital, UI Hadirkan Inovasi Teknologi Kesehatan

12 Juni 2025
blank

Fellowship TBC: Solusi Atasi Kekurangan Dokter Spesialis Paru di Indonesia

12 Juni 2025
blank

TBC Sebabkan Dua Kematian Setiap Lima Menit, Menkes Serukan Aksi Nasional

11 Juni 2025
blank

Pendampingan Penuh Empati Cegah Risiko Masalah Kesehatan Jiwa pada Jemaah Haji

12 Juni 2025
Next Post
blank

Persediaan Obat di Garut Aman

blank

Menkes Tinjau Lokasi Bencana Garut

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Kepulangan Jemaah Haji Dimulai, Tim Medis Standby Siang Malam

14 Juni 2025
Umum

RS Kemenkes Riau Resmi Dibangun, Hadirkan Layanan Premium dan Teknologi Canggih

13 Juni 2025
Berita Utama

Ditemukan Banyak Kasus Hipertensi, Diabetes dan Masalah Gigi Saat Cek Kesehatan Gratis

13 Juni 2025
Berita Utama

Perawat Melek Digital, UI Hadirkan Inovasi Teknologi Kesehatan

12 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.