Kesehatan merupakan hal penting bagi manusia karena merupakan hulu dari segala hal apabila tubuh tidak sehat, maka kita tidak akan dapat berkinerja dengan baik dan optimal. Kesehatan sendiri merupakan investasi suatu bangsa, karena akan mempengaruhi kemajuan suatu bangsa.
Untuk membangun kesadaran masyarakat tentang kesehatan, maka perlu diberi pengetahuan dan pemahaman yang cukup berupa kebijakan dan program yang telah ditempuh dan dicapai. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dalam kaitan ini sosialisasi dapat dilakukan melalui TV dalam bentuk penghargaan film dokumenter dengan tema Indonesia Sehat, dengan program turunan lainnya.
Demikian pernyataan Menkes RI, Nila F. Moeloek pada malam penghargaan Eagle Award Documentary Competion (EADC) 2016 di Studio Metro TV, Jakarta, Minggu (20/11). Tahun 2016 ini penyelenggaraan EADC ke-12 mengusung tema “Indonesia Sehat”, dengan ruang lingkup tema yang menyangkut: Kesehatan masyarakat, Kesehatan lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Inovasi dan Pembangunan, serta Partisipasi Publik.
Menkes mengatakan upaya sosialisasi melalui media televisi merupakan salah satu cara yang tepat untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa salah satu media penyebarluasan informasi yang paling efektif adalah melalui media televisi.
“Kemenkes sangat mendukung karya-karya dokumenter dan kebanggan untuk kami, para sineas muda dapat membuat film dokumenter yang menyoroti dunia kesehatan”, tutur Menkes.
Menkes juga mengajak para sineas muda untuk lebih banyak menyajikan cerita nyata apa saja yang terjadi di daerah-daerah dan menggambarkan bagaimana perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia Melalui ajang film dokumenter seperti saat ini.
Pada acara ini terpilih 3 film pemenang dari 5 film finalis yang ikut dalam night award EADC 2016. Kategori terdiri; Film Favorit Pemirsa, Film Rekomendasi Juri, dan Film Terbaik. Untuk seluruh finalis diberikan beasiswa oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kategori Film Favorit Pemirsa, dimenangkan oleh Film “Sketsa 2 Kisah” karya sutradara Lutfi Yulisa dan Muhammad Burhan dengan poling 39,20% suara. Kepada pemenang diberikan hadiah penghargaan berupa piala eagle award, uang pembinaan 20 juta dan kamera profesional.
Selanjutnya, Kategori Film Rekomendasi Juri, dimenangkan Film “Kutukan Tak Bertuan” karya sutradara Rahmi Rizki dan Ariza Saputra. Pemenang diberikan piala Eagle award, uang pembinaan 30 juta Rupiah dan kamera profesional.
Puncak penghargaan kategori Film Terbaik, dimenangkan oleh film “Mama Amamapare” karya sutradara Yonri S. Revolt dan Febian Kakisina. Pemenang diberikan piala Eagle award, uang pembinaan 50 juta Rupiah dan kamera profesional.
Berikut 5 finalis film Pada malam penghargaan EADC 2016:
- Kutukan Tak Bertuan, dari Gayo, Aceh
- Sketsa Dua Kisah, dari Bandar Lampung
- Programmer Cilik, dari DKI Jakarta
- Aku Perlu Tahu, dari Jombang, Jatim
- Mama Amamapare, dari Timika, Papua
Tentang Eagle Awards Documentary Competition
Eagle Awards Documentary Competition (EADC) memberikan sebuah media bagi anak-anak muda yang kreatif untuk kritis terhadap sebuah fakta peristiwa, terhadap sebuah masalah yang sedang terjadi di dalam masyarakat luas agar menjadi sebuah inspirasi perubahan.
Sinergisitas antara Eagle Awards dan anak-anak muda menghasilkan cerita inspiratif dari berbagai sudut pandang yang unik dan tegas. Melalui Eagle Awards anak-anak muda diajak untuk peduli dan kritis terhadap keadaan disekitar mereka dan menjadikan mereka para sutradara documenter Indonesia. Dan melalui pemikiran anak-anak muda, Eagle Awards mencoba mengajak masyarakat untuk melihat berbagai potensi bangsa Indonesia yang ada dibalik banyaknya permasalahan yang sedang dihadapi.
EADC pertama kali diselenggarakan pada tahun 2005, merupakan ajang kompetisi dokumenter bagi pemula pembuat film dokumenter dari kalangan mahasiswa. Kompetisi ini merupakan wadah bagi kaum muda peminat dokumenter untuk menyampaikan aspirasi mereka dan respon isu-isu terkini tentang ke Indonesia-an serta menjadi catatan sejarah secara visual dari pandangan kaum muda dalam melihat ke-Indonesiaan-nya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.