Kementerian Kesehatan RI memprioritaskan 19 provinsi dalam target pembangunan kesehatan nasional hingga tahun 2018. Salah satunya di Sulawesi Selatan, terutama di wilayah Kota Makassar.
“Pembangunan kesehatan di Indonesia harus diperkenalkan berupa inovasi-inovasi ke khalayak. Salah satunya yang telah dilakukan oleh Dinkes Kota Makassar, Sulsel,” terang Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg. Oscar Primadi, MPH dalam kunjungan media nasional di Puskesmas Kassi-Kassi, Sulsel, Kamis (19/1).
Drg. Oscar menyampaikan bahwa Puskesmas Kassi-Kassi sebagai Puskesmas percontohan dapat menjadi ikon yang dapat ditularkan melalui program inovatif melalui pendekatan keluarga. Standar Pelayanan Minimal (SPM) harus memberikan pelayanan yang mutlak. Contohnya, melalui Home Care terhadap penyakit berbasis perilaku serta Telemedicine berbasis yankes secara online. Oleh karenanya Makassar Home Care mendapat penghargaan Top Innovation 2015 oleh Kementerian PAN RB.
Kadis Kesehatan Provinsi Sulsel Dr. dr Rachmat Latief, Sp.PD, KPTI, M.Kes. menyebutkan terdapat 89 RS dan 453 Puskesmas. Khusus di Kota Makassar terdapat 46 puskesmas dan tahun depan menjadi 47 Puskesmas. Intinya, sebut Rachmat, setiap inovasi pelayanan kesehatan tergantung dari kepemimpinan.
“Puskesmas di Sulsel diberdayakan untuk peningkatan pendanaan promotif dan preventif serta peningkatan efektivitas pembiayaan kesehatan. Maka, jalurnya jelas karena Sulsel pilar utama pembangunan nasional dan simpul jejaring akselerasi kesejahteraan tahun 2018,” terang Dr. Rachmat.
Untuk itu, ke depan Dr. Rachmat berharap kondisi tersebut harus didukung dengan ketersediaan dokter. Salah satu solusinya dengan penyediaan tenaga dokter kontrak untuk mempercepat proses layanan kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, dr Naisyah Tun Azikin mengatakan, dalam mendukung program pemerintah nasional tersebut, pihaknya telah melakukan sejumlah peningkatan layanan, utamanya layanan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
Dinkes Kota Makassar membuktikan kesiapan pembangunan kesehatan berbasis pendekatan keluarga melalui penghargaan sertifikasi terhadap 10 Puskesmas yang dinyatakan lulus akreditasi oleh Komisi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Kemenkes RI 2015/2016.
“Kami berupaya membangun seluruh 46 Puskesmas kota agar layanan kesehatan merata. Untuk tingkat kota, kami baru saja menerima penghargaan atas akreditasi 10 Puskesmas,” ungkap dr Naisyah.
Akreditasi Puskesmas terdiri dari 3 kategori, yakni akreditasi utama, madya, dan akreditasi dasar.Berikut 10 Puskesmas yang sudah mengantongi akreditasi nasional :
1. Puskesmas Dahlia
2. Puskesmas Jongaya
3. Puskesmas Pattingaloang
4. Puskesmas Malimongan Baru
5. Puskesmas Tarakan
6. Puskesmas Makkasau
7. Puskesmas Tamalandrea
8. Puskesmas Antang Perumnas
9. Puskesmas Sudiang Raya
10. Puskesmas Batu
Keberhasilan Dinkes Kota Makassar tersebut diapresiasi dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-52 Tahun 2016 beberapa waktu lalu.
“Puskesmas Jongaya itu akreditasi utama, sementara Tamalanrea dan Pattingalloang menerima akreditasi madya, serta untuk Puskesmas Perumnas Antang, Tarakan, Malimongang, Batua, Makkasau, Sudiang Raya dan Dahlia akreditasi dasar,” jelas Naisyah.
Mereka berharap sistem kapitasi rujukan berkendala. Rujukan di bawah 5 persen. Kunjungan sehat. Hanya tinggal 5 puskesmas yang belum memenuhi. 12 indikator keluarga sehat masuk lorong-lorong kumuh. Di Lorong Sehat Puskesmas harus membina. Ada regulasi dari lurah untuk membina PHBS. Misal memberikan tempat khusus merokok.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI.
Kepala Biro
Oscar Primadi