Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 03/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Inilah Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016

Rokom by Rokom
07 Februari 2017
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Gambaran prevalensi status gizi Balita diperoleh dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menjadi salah satu dasar untuk menetapkan kebijakan berbasis bukti hanya dilakukan 3-5 tahun sekali. Hasil yang berhasil dipotret adalah prevalensi gizi kurang/kekurangan gizi (underweight) pada anak usia di bawah lima tahun (Balita) serta prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak usia di bawah dua tahun (Baduta).

Untuk mengawal upaya perbaikan gizi masyarakat sejak tahun 2014 telah dilaksanakan surveilans gizi berupa Pemantauan Status Gizi (PSG) pada 34 provinsi, sebagai alat untuk monitoring dan evaluasi kegiatan dan dasar penentuan kebijakan dan perencanaan kegiatan berbasis bukti yang spesifik wilayah. PSG sebagai upaya monitoring dan evaluasi keberhasilan progam perbaikan gizi guna memberikan petunjuk apakah program yang dijalankan sudah berdampak pada penurunan masalah gizi seperti yang diharapkan yaitu menurunkan prevalensi stunting, underweight dan wasting. Oleh karena itu, PSG perlu dijalankan setiap tahun.

Pada 2014, PSG diselenggarakan di 134 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, sementara PSG 2015 dilaksanakan di 496 Kabupaten dan Kota di 34 Provinsi. Pada 2016, PSG berhasil ditingkatkan lagi cakupannya, berhasil dilaksanakan di 514 kabupaten dan kota di 34 Provinsi.

PSG 2016 menyediakan data dan informasi status gizi Balita, remaja, dewasa, WUS, ibu hamil dan nifas serta konsumsi Ibu hamil secara cepat, akurat, teratur, dan berkelanjutan untuk penyusunan perencanaan dan perumusan kebijakan program gizi.  Secara singkat, berikut adalah beberapa data yang terdapat di dalam Hasil PSG 2016 tersebut, antara lain:

 Informasi mengenai status gizi pada anak Balita

  1. Balita yang memiliki tinggi badan dan berat badan ideal (TB/U normal dan BB/TB normal) jumlahnya 61,1%. Masih ada 38,9% Balita di Indonesia yang masing mengalami masalah gizi, terutama Balita dengan tinggi badan dan berat badan (pendek – normal) sebesar 23,4% yang berpotensi akan mengalami kegemukan.
  2. Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada Balita, terdapat 3,4% Balita dengan gizi buruk dan 14,4% gizi kurang. Masalah gizi buruk-kurang pada Balita di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masuk dalam kategori sedang (Indikator WHO diketahui masalah gizi buruk-kurang sebesar 17,8%).
  3. Prevalensi Balita pendek cenderung tinggi, dimana terdapat 8,5% Balita sangat pendek dan 19,0% Balita pendek. Masalah Balita pendek di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat masuk dalam kategori masalah kronis (berdasarkan WHO masalah Balita pendek sebesar 27,5%).
  4. Prevalensi Balita kurus cukup tinggi dimana terdapat 3,1% balita yang sangat kurus dan 8,0% Balita yang kurus. Masalah Balita kurus di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masuk dalam kategori akut (berdasarkan WHO diketahui masalah Balita kurus sebesar 11,1%.

 

Informasi Capaian Indikator Pembinaan Gizi dan Konsumsi Zat Gzi pada Ibu Hamil

  1. Hasil pemeriksaan garam berdasarkan kandungan Iodium di rumah tangga menunjukkan hasil yang baik, dimana 90,8% garam yang digunakan di rumah tangga mengandung iodium.
  2. Persentase Balita yang datang dan ditimbang di posyandu minimal 4 kali dalam 6 bulan terakhir cukup baik yaitu 72,4%. Balita yang memiliki KMS atau buku KIA sebesar 69,5%.
  3. Persentase Ibu yang sama sekali tidak melakukan IMD masih cukup besar yaitu 48,2%.
  4. Persentase konsumsi hanya ASI saja pada bayi 0-5 bulan hanya 29,5%. Dan terdapat 71,5% bayi 0-5 bulan yang telah diberi makanan lain selain ASI.
  5. Persentase Balita umur 6 – 59 bulan yang mendapatkan Vitamin A sebesar 90,1%. Dari angka tersebut, Balita yang mengkonsumsi kapsul Vitamin A warna biru pada bayi 6-11 bulan dalam 6 bulan terakhir adalah 69,1%. Sedangkan persentase konsumsi kapsul Vitamin A warna merah pada bayi 12-59 bulan dalam 6 bulan terakhir adalah 93,2%.
  6. Persentase ibu nifas yang menerima/minum kapsul vitamin A cukup besar yaitu 71,8%.
  7. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang didapatkan oleh balita kurus persentasenya 63%.
  8. Persentase remaja puteri yang mendapatkan tablet tambah darah masih sangat rendah yaitu hanya 10,3%. Menunjukan masih banyak remaja puteri yang mengalami anemia dan akan menghasilkan generasi penerus yang mengalami masalah gizi apabila tidak dicegah sejak masa remaja.
  9. Dari seluruh ibu hamil yang ada, Ibu hamil yang mendapatkan TTD lebih dari 90 tablet yaitu hanya 40,2% yang mendapatkan TTD.
  10. Ibu hamil yang memiliki risiko kurang energy kronis ( KEK) sebesar 16,2%. Persentase Ibu hamil KEK yang mendapatkan makanan tambahan sebesar 79,3%.
  11. Ibu hamil yang mengalami defisit energi sebesar 53,9%, sedangkan yang defisit protein sebanyak 51,9%.
  12. Persentase konsumsi energi dan zat gizi (Protein, karbohidrat, dan lemak) secara nasional: energi (73,6%), protein (86,4%), karbohidrat (76,8%) dan 70% lemak.

 

Data dan informasi yang dihasilkan dari PSG diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daerah akan data dan informasi tentang status gizi dan indikator kinerja perbaikan gizi yang spesifik wilayah, serta bahan sosialisasi dan advokasi bagi pengambil keputusan di daerah, khususnya di kabupaten/kota.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Oscar Primadi, MPH

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Kemenkes dan MD Anderson Cancer Center Jalin Kerja Sama Atasi Kanker

3 Februari 2023
blank

Hasil Sero Survei ke-3 : Antibodi Tertinggi pada Orang yang Booster

3 Februari 2023
blank

Sukseskan Reformasi Rumah Sakit, Menkes Akan Tiru Inovasi Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Iskak Tulungagung

2 Februari 2023
blank

Kemenkes Bersama Komisi IX DPR RI Pastikan Penyiapan Fasilitas Kesehatan di Ibu Kota Nusantara (IKN)

2 Februari 2023
blank

Menkes Budi Minta pokja RCCE Dukung Komunikasi Penyakit Lainnya

2 Februari 2023
blank

Inovasi Teknologi Kesehatan Perlu Peran Universitas

2 Februari 2023
Next Post
blank

Presiden Tetapkan Wajib Kerja Dokter Spesialis

Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemenkes RI drg. Usman Sumantri memberikan keterangan tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) kepada jurnalis di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Jumat (3/2/2017). Pemerintah menjamin kesejahteraan dokter spesialis tidak hanya pada pemenuhan kebutuhan, melainkan pada keamanan dan keselamatan peserta WKDS.

Pemerintah Penuhi Kebutuhan Masyarakat akan Pelayanan Kesehatan Spesialistik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.