Madinah, 09 Agustus 2017
Muhammad Said (65) tahun adalah pensiunan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, JKG 12 Jakarta. Dengan izin Allah, aa berangkat haji tahun ini bersama istri tercinta.
M. Said menceritakan sebelum terkena stroke dirinya seorang pengajar. Ia hafal ratusan rumus fisika dan kimia. Banyak mempelajari pengetahuan dan merekam dalam ingatan sangat baik. Bahkan dapat menyebutkan rumus rumus itu dengan baik tanpa melihat catatan atau buku.
Kini, setelah stroke menghampirinya, seluruh memori yang pernah tersimpan dalam otaknya hilang habis tak bersisa. hilang semua, ribuan bahkan jutaan memori, termasuk rumus fisika dan kimia yang dapat Ia sebutkan diluar kepala itu.
Lanjut Said, sekarang sekedar huruf abjadiyah saja harus belajar ulang. Mulai mengenali ulang dari huruf A sampai dengan Z. Belajar lagi merangkai huruf menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat, sehingga dapat membentuk pesan yang lengkap.
“Ya….saya harus belajar ulang untuk semua pengetahuan. Saya menyadari bahwa sehebat apapun manusia punya pengetahuan, tak ada apa apanya, apalagi berbangga diri”, kata Said.
Cerita hidup M.Said ini disampaikan kepada Tim Promotif dan Preventif ketika menemani shalat dzuhur di pelataran masjid Nabawi. Ia seorang diri tanpa pendamping. Istrinya shalat ditempat khusus wanita yang berjauhan dengan Said.
Menurut M Said, hidup ini hanya titipan, termasuk ilmu pengetahuan, hàrta dan jabatan. Karena barang titipan tak layak bagi yang ketitipan merasa bangga atas titipan itu, apalagi menyombongkan diri, seolah miliknya, padahal semua itu hanya titipan Allah semata.
“Allah punya hak untuk menarik atau mencabutnya nikmat dari siapa saja yang Dia kehendaki, termasuk pengetahuan saya yang sekarang ini saya alami. Masya Allah, Tabarakallah”, jelasnya.
Tak terasa, iqomat dikumandangkan, pertanda shalat dzuhur harus ditegakkan. Setelah shalat, sang istripun datang, setelah berbasa basi, kemudian bertanya, apa yang menyebabkan bapak berada disini ?
“Kami ini anggota Tim Promotif dan Preventif (TPP), memberi penyuluhan kesehatan haji dan membantu jemaah haji yang memerlukan bantuan, saya lihat bapak Said ini sendiri, maka saya menemani”, kata Hari anggota TPP.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. Etik Retno Wiyati, MARS mengingatkan kepada semua petugas kesehatan untuk berempati kepada jemaah haji, apalagi bagi mereka yang lansia dan butuh perhatian lebih.
“Siapapun petugas kesehatan harus peduli dengan jemaah haji, apalagi lansia dan risti, sebab keadaan lapangan tak selamanya sesuai dengan prosedur normal, apalagi pelayanan kesehatan haji, terlalu dinamis”, katanya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH