Jakarta, 8 Januari 2018
Berdasarkan hasil pemantauan Kementerian Kesehatan, grafik tren kasus Difteri yang dilaporkan menunjukkan penurunan.
“Ini hal yang baik, meskipun demikian Kemenkes tetap memantau dan terus melakukan penguatan”, tutur Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Oscar Primadi, MPH, di Jakarta, Senin pagi (8/1).
Pada pertengahan Desember atau minggu ke-50 tercatat 79 kasus. Setelahnya, nampak terjadi penurunan jumlah kasus meski terlihat fluktuatif. Pekan-pekan selanjutnya, kasus yang dilaporkan berkurang lebih dari separuhnya.
“Jumlah kasus yang dilaporkan pada minggu ke-51 dan ke-52 berturut-turut sebanyak 34 dan 33 kasus”, terang Oscar.
Dari hari ke hari, Kemenkes mencatat laporan kasus Difteri dari fasilitas pelayanan kesehatan di daerah. Kasus terlapor akan diambil sampel swapnya (untuk dikultur di laboratorium) dan segera diberikan anti difteri serum (ADS).
Berdasarkan laporan dan pencatatan kasus tersebut pula, Kemenkes melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan pemberian antibiotik eritromisin sebagai tindakan profilaksis kepada orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus Difteri tersebut dengan tujuan untuk memperkuat upaya penanggulangan kejadian luar biasa (KLB).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
(MY)