Kendari, 27 April 2018
Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, menginginkan agar para kepala daerah bisa menempatkan kesehatan berada di hulu pembangunan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kesehatan sangat mempengaruhi sektor lainnya, seperti pendidikan, ekonomi bahkan pariwisata.
“Kesehatan adalah dasar pembangunan. Tanpa kesehatan, kita tidak bisa apa-apa”, tuturnya saat menghadiri Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, yang dibuka oleh PJ Gubernur Sulawesi Tenggara, Teguh Setyabudi, di salah satu hotel di Kendari, Jumat siang (27/4).
Pada kesempatan tersebut, Menkes mengakui bahwa kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat (PHBS) masih rendah sekali, data temuan program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga (PIS-PK).
“Penguatan pendekatan keluarga ini sangat diperlukan. Ini merupakan perubahan di dunia kesehatan, karena saat ini Puskesmas tidak hanya menunggu di Puskesmas, namun lebih bergerak mendekati masyarakat. Hingga saat ini, sudah 9 juta keluarga didata dan hasilnya dapat kita lihat adalah banyak sekali temuan masyarakat yang menderita penyakit tidak menular (PTM)”, ungkapnya.
Selaras dengan hal tersebut, komitmen PJ Gubernur Sulawesi Utara, Teguh Setyabudi, menekankan agar seluruh Bupati dan Walikota memperhatikan kesehatan, salah satu yang menjadi standar pelayanan minimal (SPM) yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan di daerahnya.
“Masalah kesehatan adalah masalah kita bersama. Kalau masyarakat sehat pasti kerjanya akan bagus, dan kalau kerjanya bagus akan mempengaruhi ekonomi kita. Bila ekonomi kita baik, masyarakat sejahtera”, tandas Teguh.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Murti Utami, MPH