Jakarta, 27 Maret 2018
Dalam rangka memperingati World Down Syndrome Day, RSAB Harapan Kita menyemarakkannya dengan mengadakan kegiatan dalam bentuk pemeriksaan gigi gratis khusus untuk anak down syndrome mulai dari tanggal 26 Maret sampai 6 April 2018. Acara lainnya adalah talkshow tentang “Gigi Sehat Anak Down Syndrome” dan lomba menghias Cup Cake khusus Anak Down Syndrome yang dilaksanakan hari ini di RSAB Harapan Kita, Jakarta.
Hari Down Syndrom Sedunia atau World Down Syndrome Day (WDSD) diperingati setiap 21 Maret. Tanggal ini dipilih karena menandakan keunikan tripolisis (trisomi) kromosom ke 21 yang menyebabkan down syndrome.
Orang yang terlahir dengan kondisi tersebut, umumnya memiliki ciri fisik tertentu, seperti floppiness (kekakuan otot), kondisi mata yang miring dan mulut kecil dengan lidah yang lebih menonjol. Selain itu, orang yang memiliki down syndrome cenderung mengalami tingkat kesulitan belajar yang berbeda.
Meski tak ada obat untuk anak dengan down syndrome, tetapi ada fasilitas dukungan yang tersedia, seperti Pusat Deteksi Dini dan Tata Laksana Kelainan Bawaan Lahir (PDTKBL) atau Birth Defects Integrated Center (BIDIC) yang diresmikan pada tanggal 22 Desember 2014.
Kelainan bawaan menjadi isu utama karena akibat yang ditimbulkan berpengaruh terhadap kelangsungan dan kualitas hidup anak serta besaran biaya yang dibutuhkan untuk mengatasinya.
Dengan adanya BIDIC, RSAB Harapan Kita berperan sebagai pusat rujukan nasional untuk kasus-kasus kehamilan dan neonatal resiko tinggi, termasuk di dalamnya kasus-kasus kelainan bawaan lahir. Selain itu, fasilitas dukungan lain yang dimiliki RSAB Harapan Kita untuk spesialis perawatan kesehatan dan terapis pengembangan yaitu Klinik Khusus Tumbuh Kembang, melayani pemantauan deteksi secara dini terhadap gangguan tumbuh kembang bayi dan bayi yang diduga akan mengalami gangguan pertumbuhan.
Kesehatan gigi dan mulut anak dengan Down syndrome perlu diperhatikan. “Berbagai pihak harus mulai memahami bahwa kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting untuk menunjang kehidupan anak sehari-hari. Jika untuk melakukan salah satu kegiatan dasar seperti makan saja anak mengalami kesulitan, entah karena gigi yang sakit atau gusi yang sering berdarah, maka hal itu akan sangat tidak nyaman bagi anak,” ungkap drg. Kiki Seyla Puar, SpKGA, narasumber dalam talkshow tentang kesehatan gigi dan mulut.
Lebih lanjut, Kiki mengharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan bahwa orangtua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus. Para orangtua ini adalah orangtua yang spesial, oleh karena itu perlu diberikan pengetahuan yang lebih luas bagi para orangtua terkait dengan kelangsungan dan kualitas hidup anak berkebutuhan khusus.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghhubungi Halo Kemkes melaluihotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (tri)
Plh.Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Murti Utami, MPH