Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Senin, 06/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

WKDS, Oase dalam Keterbatasan

Rokom by Rokom
18 Mei 2018
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 18 Mei 2018

Program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) dibuat dengan tujuan meratakan akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Keberadaannya berhasil memecah keterbatasan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Pagi itu, Kamis (17/5) langit Oksibil lagi cerah, jaringan seluler yang jarang pun sedang bagus-bagusnya. Rizkinov Jumsa, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) dengan segera menceritakan kemajuan yang dicapai dengan tiga dokter spesialis lainnya, terutama kemajuan soal fasilitas kesehatan di RSUD Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, melalui ponsel kepada redaksi sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Rizkinov mulai bertugas pada September 2017, sementara tiga rekan lainnya, yakni Dokter Spesialis Anesthesi M. Rizqan Khalidi mulai bertugas pada Oktober 2017, Dokter Spesialis Anak Andar Juan Sitanggang pada November 2017, dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Putri Dwi Brilianti pada Desember 2017.

Rizkinov mengaku awal kedatangannya ke RSUD Oksibil tidak terdapat ruang operasi di sana, mesin anesthesi belum berfungsi, begitupun obat-obat anesthesia yang terbatas jumlahnya. Oksigen hanya ada oksigen konsentrat, labolatorium belum layak untuk sebuah RSUD, alat rontgen belum beroperasi, dan tidak ada bank darah.

“Alhamdulillah USG ada, jadi sementara pelayanan untuk pemeriksaan Obgyn/interna bisa jalan,” ucap nya.

Baginya, daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin agar menjadi secercah cahaya bagi sekitar. Tak lekang hanya karena keterbatasan, Rizkinov beserta rekan lainnya berupaya maksimal dalam melakukan pelayanan kesehatan masyarakat.

Sebenarnya, sebagian alat-alat yang dibutuhkan sudah tersedia. Rizkinov menengarai SDM rumah sakit belum maksimal dalam menggunakannya. Ia menganggap disitulah salah satu fungsi keberadaan para dokter spesialis ini, selain melakukan pelayanan spesialistis juga memberi pemahaman dalam menggunakan fasilitas kesehatan.

Bertugas di daerah pedalaman sekaligus perbatasan, bahkan dihadapkan pada masalah yang kompleks, seperti belum optimalnya fasilitas kesehatan yang dimiliki RSUD Oksibil, akses ke RSUD, dan akses rujukan ke luar Oksibil (RSUD Abepura atau RSUD Jayapura), membuat mereka berpikir berulang kali untuk menerima penempatan di sana. Namun, kata Rizkinov mewakili rekan lainnya, karena keikhlasan keluarga akhirnya dapat meringankan langkah mereka dalam mengemban tugas ini untuk satu tahun ke depan.

Pada bulan pertama penugasan, mereka belum bisa melakukan pelayanan spesialistis. Tugas pertamanya justru melakukan pembenahan fasilitas kesehatan, mengatur kamar operasi, membuat daftar kebutuhan anesthesi, memfungsikan mesin anesthesi, melengkapi pemeriksaan labolatorium yang esensial, dan memberikan saran kepada manajemen rumah sakit terkait alur pelayanan.

Fasilitas rumah sakit pelan-pelan mereka benahi bersama, dengan bantuan manajemen RS, sejawat dokter umum dan paramedis, mereka mulai memfungsikan salah satu ruangan di RS sebagai kamar operasi. Ruangan ini awalnya hanya dapat digunakan untuk tindakan-tindakan minor dan gawat darurat saja.

“Upaya ini membantu menekan angka rujukan terutama di bagian obstetri dan ginekologi. Kami bertekad keadaan seperti ini tidak boleh berlarut-larut, perlu ada komitmen kuat dan empati dari pemerintah daerah untuk memperbaikinya,” jelas Rizkinov.

Sering kali mereka dihadapkan pada kondisi penuh dilema, saat merujuk pasien ke RSUD Abepura atau RSUD Jayapura via Bandara Sentani misalnya, pasien yang harus menjalani operasi tiba di RSUD Oksibil sore atau malam hari dimana sudah tidak ada lagi penerbangan. Dalam keadaan seperti itu hanya ada dua pilihan, melakukan tindakan yang jelas jauh di bawah standar atau menunggu pagi sambil berharap kondisi ibu dan bayi masih dapat diselamatkan serta cuaca yang baik untuk penerbangan.

Berbagai upaya mereka lakukan untuk meningkatkan fasilitas di RSUD Oksibil, didampingi Direktur RSUD mereka beraudiensi dengan Kepala Dinas Kesehatan, Bupati, bahkan hingga dibahas bersama DPRD tentang urgensi peningkatan pelayanan di RSUD.

“Alhamdulillah usaha kami berbuah manis, hampir tujuh bulan sejak kami menginjakkan kaki pertama kali di Oksibil, akhirnya kamar operasi sesungguhnya secara resmi beroperasi. Kami meresmikannya bertepatan dengan HUT Kabupaten Pegunungan Bintang ke-15 pada 12 April 2018, ditandai dengan dilaksanakannya operasi seksio sesarea (bedah sesar) perdana di Pegunungan Bintang,” ungkap Rizkinov.

Selain itu, mereka juga membuat sistem rujukan yang efektif dan efisien demi mengurangi angka rujukan terlambat, morbiditas, dan mortalitas, terutama pada ibu dan bayi. Melakukan sosialisasi dan menekankan pemeriksaan kandungan rutin kepada para tenaga kesehatan dan ibu hamil di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang.

Tujuannya agar faktor risiko pada ibu hamil dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan rujukan dini terencana dan rujukan tepat waktu. Memang tidak mudah membangun sistem dan komunikasi untuk tujuan tersebut, perlu sinergi dari semua pihak bukan hanya dokter dan paramedis, namun juga Pemda, TNI, Polri, pemangku adat, dan sukarelawan.

Rizkinov mengaku banyak pengalaman hidup yang mengesankan di luar tugas kedokterannya. Bertugas di daerah pedalaman sekaligus perbatasan adalah pengalaman pertamanya.

“Intinya pengalaman hidup yang jauh dari kemewahan kota, namun kota ini begitu ramah kepada kami. Terasa sangat dihargai oleh seluruh masyarakat disini. Ke manapun kami pergi, jika berpapasan warga selalu memberi salam kepada kami,” ucap Rizknov.

Rizkinov mewakili peserta WKDS di Oksibil, berpesan kepada Kementerian Kesehatan agar terus memperbaiki program WKDS ini, seperti dari segi visitasi lokasi penugasan yang harus lebih detail menyangkut fasilitas rumah sakit. Mekanisme penempatan yang setransparan mungkin, pengawalan terhadap MoU yang telah di buat dan perlindungan akan hak-hak peserta WKDS, serta mekanisme sanksi bagi pemerintah daerah yang tidak memenuhi MoU.

Kepada pemerintah daerah juga di harapkan dapat memfasilitasi peserta WKDS dengan sebaik-baiknya agar fungsi dokter spesialis bisa optimal.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)

Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Dukung Peningkatan Layanan Jantung Anak di Indonesia, IDAI-PERKI Tandatangani MoU

6 Februari 2023
blank

Kasus Baru Gangguan Ginjal Akut Pada Anak, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipatif

6 Februari 2023
blank

Menkes Ajak Masyarakat Berani Deteksi Dini Kanker

4 Februari 2023
blank

Kemenkes dan MD Anderson Cancer Center Jalin Kerja Sama Atasi Kanker

3 Februari 2023
blank

Hasil Sero Survei ke-3 : Antibodi Tertinggi pada Orang yang Booster

3 Februari 2023
blank

Sukseskan Reformasi Rumah Sakit, Menkes Akan Tiru Inovasi Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Iskak Tulungagung

2 Februari 2023
Next Post
blank

Buka Puasa Sehat

blank

Namrole, Habis Gelap Terbitlah Terang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.