Madinah, 22 Juli 2018
Tidak boleh ada jamaah yang tidak dapat makan bergizi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah. Apakah itu pasien rawat inap ataupun pasien yang hanya mampir di IGD.
Makanan pokok bergizi bagi jemaah haji sakit diberikan tiga kali sehari beserta dua kali makanan ringan selama pasien dirawat. Pemberian makanan tersebut dilakukan selama waktu operasional haji, yakni kurang lebih 76 hari.
“Pasien tidak dipungut biaya sepeserpun. Semuanya berasal dari dana APBN Kemenkes,” jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka.
Untuk memenuhi makanan pasien jemaah haji ini, Tim Gizi KKHI telah menyiapkan makanan sesuai dengan kondisi pasien. Selain menyiapkan makanan, tim gizi juga menyuapi pasien bila diperlukan.
“Pasien jemaah haji yang masuk rata-rata tidak ada pendampingnya, maka untuk meningkatkan asupan, kami bantu. Kami turun tangan membantu menyuapi. Pasien sebenarnya mau makan, itu terbukti dengan mereka menghabiskan semua makanannya ketika disuapi,” kata petugas Gizi KKHI Madinah, Sri Rezeki.
Sri menambahkan, intervesi yang diberikan ini tujuannya adalah agar jemaah haji segera pulih dan dapat segera kembali ke pondokan.
“Kami membantu dalam memberikan makan bagi pasien yang tidak mampu melakukan sendiri. Pada saat menyuapi pasien ini dimanfaatkan untuk melakukan edukasi. Misalnya pada pasien diabetes, sebenarnya semua makanan boleh dimakan, yang penting porsi tidak boleh lebih dan jam makan tidak boleh lewat. Bila tidak diatur maka akan menimbulkan kenaikan gula,” kata Sri.
Sri mengimbau agar jemaah yang makan, jangan asal kenyang. Jemaah perlu makanan dengan gizi seimbang, karena setiap zat gizi punya fungsi masing-masing yang harus dipenuhi. Bila tidak, maka berisiko akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.
Bagi para jemaah, Sri mengingatkan agar jamaah haji perbanyak konsumsi makanan yang banyak kandungan serat dan airnya.
“Untuk makanan ringan dapat dikonsumsi seperti puding,” katanya.
Sementara itu, bagi jamaah haji yang membawa makanan dari Tanah Air perlu memperhatikan jenis makanan yang dibawa dan riwayat penyakitnya. Seperti bagi penderita hipertensi harus membatasi konsumsi mie instan dan kecap yang tinggi natriumnya dan juga berpengawet.
“Sebaiknya mereka memilih bahan makanan yang alami. Namun bagi jemaah yang sehat, tidak masalah membawa bekal seperti ini,” kata Sri.
Jemaah juga diingatkan untuk tetap makan tiga kali sehari. Banyak minum air putih dan konsumsi sayur. Pada katering yang disediakan untuk jamaah, tertera ada batasan waktu. Untuk makan siang batas akhir dikonsumsi adalah pukul 15.00 Waktu Arab Saudi (WAS), sementara untuk makan malam dibatasi sampai pukul 22.00 WAS.
“Bila sudah lewat waktu sebaiknya jangan dikonsumsi, khawatir akan tumbuh bakteri,” tambah Sri.
Tim Gizi di KKHI Madinah selain bertugas dalam pelayanan makanan bergizi jemaah haji sakit, juga memberikan pelayanan makanan bergizi bagi petugas kesehatan, baik petugas di KKHI, di Bandara, dan petugas di sektor-sektor.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM