Palu, 15 Oktober 2018
Bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah memicu munculnya berbagai penyakit, bahkan yang lebih parahnya dapat berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan melibatkan mahasiswa untuk mendata penyakit yang berpotensi KLB agar wilayah yang didata lebih luas dan cepat dilaporkan.
Sebanyak 10 mahasiswa yang diterjunkan untuk melakukan pendataan. Mereka adalah mahasiswa Field Epidemiology Training Program (FETP) dari UI, Udayana, UGM, UNAIR, UNHAS.
Kesepuluh mahasiswa itu disebar ke tiga wilayah terdampak gempa dan tsunami, yaitu Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala. Di Palu ditempatkan 2 mahasiswa masing-masing di Puskesmas Kamonji dan Puskesmas Tipo.
Sementara itu di Sigi dikirimkan 3 mahasiswa, masing-masing ditempatkan di Puskesmas Tinggede, Kaleke, dan Puskesmas Biromaru. Sisanya, 4 orang mahasiswa ditugaskan di 4 Puskesmas di Kabupaten Donggala, yakni Puskesmas Wani, Batusuya, Tambu, Delatope, dan 1 orang lagi di pos cluster kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.
Para mahasiswa itu bertugas selama 15 hari terhitung mulai tanggal 12 hingga 26 Oktober 2018. Rencananya Kemenkes akan mengirimkan mahasiswa FETP sebanyak 2 gelombang.
Gelombang pertama adalah mahasiswa yang saat ini bertugas, gelombang selanjutnya akan dikirimkan pada 24 Oktober sampai dengan 7 November 2018. Selebihnya menyesuaikan kondisi, apabila masih banyak masyarakat yang menderita penyakit yang diakibatkan dari lingkungan, bukan akibat gempa dan tsunami secara langsung, maka pendataan akan dilanjutkan oleh gelombang 3 dan seterusnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM