Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 03/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Diserang Malaria Berkali-kali

Rokom by Rokom
06 April 2019
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 6 April 2019

Menjadi tenaga medis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan ada banyak tantangan melintang, seringkali itu buat deg-degan, apalagi nyawa yang dipertaruhkan. Tidak hanya masalah geografis, adanya serangan penyakit ganas justru bikin merinding, menangis, tapi harus ditepis.

Kondisi itu cukup menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh 7 orang tenaga medis Nusantara Sehat (NS) di Distrik Iwur, Pegunungan Bintang, Papua pada 2016. Malaria menjadi musuh utama masyarakat Distrik Iwur. Keberadaannya saat itu menduduki urutan ke-2 setelah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dalam urutan 10 penyakit tertinggi pada tahun 2016.

6 orang dari mereka diserang malaria berkali-kali, ada dr. Firman Budi Setiawan, Intan Br. Sinaga (perawat), Sri Rachmayanti (Tenaga Kesmas), Fitria Anggraini (Tenaga Kesling), Ade Tri Hastuti (analis lab), Nurasma Hamra Yati (Bidan), dan Aisyah Nurkumalasari (gizi). Beruntung, Aisyah terhindar dari malaria selama penugasan.

Hingga akhir penugasan pada bulan Mei 2017, Sri Rachmayanti tercatat 3 kali malaria, Ade Tri Hastuti 2 kali, dr. Firman 3 kali, Intan 1 kali, Nurahma 3 kali, dan Fitria Anggraini 4 kali. Itu menandakan siapapun bisa terkena malaria.

Fitria Anggraini mengaku dari 4 kali terserang malaria, yang paling parah adalah serangan malaria pertama pada 19 Oktober 2015. Saat itu Fitria tengah betugas di Puskesmas.

Tak seperti hari biasanya, Fitria merasakan ada perbedaan pada kondisi tubuhnya. Mual dan lemas nampak memaksa Fitria mengakhiri tugasnya di Puskesmas hari itu. Gejala lain pun datang berurutan, demam tinggi, muntah, nyeri kepala, pegal-pegal harus ia rasakan.

“Gejalanya hampir satu minggu, setelah 1 minggu di-RDT baru positif malaria,” katanya saat dihubungi via ponsel, Jumat (5/4).

Fitria pasrah saja, merasakan gejala malaria yang menurutnya sangat berat. 1 minggu demam, menggigil, muntah, dan suhu tubuh mencapai 39-40 derajat celcius, namun ia tetap survive. “Sebenarnya yang bikin berat itu gejalanya, tapi setelah tahu positif malaria, dilakukan terapi pengobatan yang tepat, yah lumayan membantu,” ucapnya.

Teman-teman satu tim terus merawat Fitria, dorongan agar segera sembuh pun terus diberikan kepada Fitria. Barulah sekitar 2 minggu, Fitria sudah dinyatakan pulih.

Kondisi yang paling menegangkan bagi peserta NS di Distrik Iwur ini adalah saat malaria menyerang 3 orang sekaligus dalam waktu yang sama, yakni dr. Firman Budi Setiawan, Intan Br. Sinaga, dan Ade Tri Hastuti pada November 2015. Bahkan ketiganya harus dirujuk ke Sentani, Jayapura dengan menggunakan pesawat. Beruntung, setelah melewati perawatan di sana ketiganya dinyatakan sembuh.

Malaria menjadi momok menakutkan bagi mereka, namun karena Distrik Iwur merupakan wilayah endemis malaria, bagi masyarakat di sana malaria sudah seperti penyakit flu. Hamra, sapaan Nurasma Hamra Yati mengatakan bahkan sampai ada anak usia 6 tahun datang ke Puskesmas sendiri untuk berobat. Saat diperiksa suhu badannya 40 derajat celcius dan terdiagnosa malaria.

“Tapi masih sanggup berdiri dan tampak tegar,” katanya. Namun demikian, malaria menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di sana setelah ISPA.

Saat itu, berdasarkan data distribusi penyakit pasien rawat jalan di Puskesmas Iwur, Distrik Iwur pada Desember 2015, kasus malaria positif sebanyak 42 orang dan malaria klinis sebanyak 10 orang. Kasus tersebut meningkat pada 2016 menjadi 100 orang penderita malaria positif, dan 15 orang penderita malaria klinis.

Hingga akhir Mei 2017 bertepatan dengan berakhirnya penugasan mereka, jumlah kasus malaria positif tercatat 105 penderita dan 40 orang penderita malaria klinis.

Selain malaria, banyak lagi tantangan yang mereka lalui. Walau jadi beban, tugas tetap diemban. Ketulusan menjadi modal utama mereka dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di pedalaman Papua, di Distrik Iwur.

Hingga akhir penugasan, banyak perubahan yang terjadi atas jasa mereka. Mulai dari berperilaku hidup bersih dan sehat, memberikan makanan bergizi untuk keluarga, cara memasak masakan bergizi untuk anak, dan banyak lagi perubahan lainnya.

Mimpi yang paling diinginkan bagi para peserta NS itu adalah tingginya kualitas kesehatan masyarakat di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepualauan.

Harapan di Hari Malaria Sedunia

Kurang dari 3 minggu kita akan menghadapi Hari Malaria Sedunia yang jatuh setiap tanggal 25 April. Pada hari tersebut terdapat harapan dari seluruh masyarakat di dunia akan rendahnya kasus malaria.

Untuk mengupayakan hal itu, pemerintah Indonesia melakukan serangkaian strategi dalam mengatasi malaria. Meskipun sebagian besar penduduk tinggal di daerah bebas malaria, namun mobilisasi ke dan dari daerah endemis malaria cukup tinggi sehingga risiko tertular malaria tetap ada.

Pencegahan malaria melalui pengendalian vektor terpadu sesuai dengan spesifik lokal vektor. Secara umum upaya yang efektif adalah tidur menggunakan kelambu, penyemprotan dinding rumah, dan menggunakan repellent. Sementara upaya lainnya adalah dengan manajemen lingkungan, termasuk menebarkan ikan pemakan jentik.

Terapi kombinasi berbasis Artemisin (Artemisinin Based Combination Therapy /ACT) sesudah konfirmasi laboratorium juga merupakan pengobatan malaria yang efektif.

Tidak hanya itu, pemerintah daerah diharapkan mampu menciptakan inovasi dalam menanggulangi masalah malaria di daerahnya masing-masing. Seperti di antaranya Juru Malaria Kampung di Teluk Bintuni, dan Sapu Bersih (Saber) di Ternate.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Kemenkes dan MD Anderson Cancer Center Jalin Kerja Sama Atasi Kanker

3 Februari 2023
blank

Hasil Sero Survei ke-3 : Antibodi Tertinggi pada Orang yang Booster

3 Februari 2023
blank

Sukseskan Reformasi Rumah Sakit, Menkes Akan Tiru Inovasi Pelayanan Kesehatan di RSUD dr. Iskak Tulungagung

2 Februari 2023
blank

Kemenkes Bersama Komisi IX DPR RI Pastikan Penyiapan Fasilitas Kesehatan di Ibu Kota Nusantara (IKN)

2 Februari 2023
blank

Menkes Budi Minta pokja RCCE Dukung Komunikasi Penyakit Lainnya

2 Februari 2023
blank

Inovasi Teknologi Kesehatan Perlu Peran Universitas

2 Februari 2023
Next Post
blank

Ini Pesan Sekjen untuk Anggota Saka Bakti Husada

blank

Menerobos Tantangan Pelayanan Kesehatan di Gugus Kepulauan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.