Jakarta, 2 Mei 2019.
“Bapak, ibu haji tetap gunakan maskernya ya. Sering minum, pake payung, jangan lupa sendalnya.” Pesan-pesan kesehatan tersebut tidak putus-putusnya disampaikan oleh tim kesehatan haji Kementerian Kesehatan dimanapun jemaah haji mereka jumpai.
Inilah ciri khas dari Tim Promotif Preventif (TPP) Kementerian Kesehatan yang membuat tim ini telihat berbeda saat mengikuti gelaran Simulasi Gladi Posko Penyelenggaraan Haji 2019 pada Selasa (30/4) di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta.
Pada simulasi gladi posko, TPP sangat mudah dikenali. Selain sering berinteraksi langsung dengan jemaah juga karena dilengkapi dengan atribut seperti rompi berlabelkan TPP dan setrip hijau muda. Kemanapun mereka pergi bertugas, selalu membawa TPP kit yang berisi ‘senjata dan amunisi tempurnya’. Setiap kali berpapasan dengan jemaah haji, terutama ketika di luar ruangan, mereka tak henti menyemprotkan air ke wajah jemaah haji yang nampak kepanasan dan kelelahan.
Wilayah kerja mereka tak terpatok hanya di sektor atau daerah kerja (daker) tertentu saja, melainkan terlibat di semua lokasi dan waktu pelayanan jemaah haji. Mulai dari kedatangan jemaah di tanah suci sampai dengan kepulangan kembali ke tanah air. Selama simulasi peran penting mereka sudah terlihat sejak menyambut kedatangan jemaah haji di Bandara Madinah. Di ruang tunggu bandara, beberapa anggota TPP ada yang mengajak jemaah untuk melakukan peregangan setelah perjalanan panjang menuju Madinah. Selanjutnya anggota tim lainnya secara bergantian memberikan motivasi sambil menyampaikan edukasi kesehatan.
TPP beranggotakan 22 orang. Terdiri dari 5 orang dokter umum, 1 dokter spesialis, 4 perawat dan 12 tenaga kesehatan masyarakat. Tim ini dikomandoi dr. Linda Sunarsih, pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang.
“Meskipun jumlah kami sedikit, tapi kami punya target seluruh kloter dan jemaah haji Indonesia sudah menerima materi kesehatan dari kami. Kami ingin memandirikan jemaah agar bisa sehat dan memudahkan mereka menjalankan ibadah hajinya,” kata Linda, Koordinator TPP Kemenkes 2019.
Selama di Arab Saudi, tim akan menyasar 221.000 jemaah asal 13 embarkasi yang terbagi ke dalam 511 kloter. Ini di luar rencana penambahan kuota 10 ribu jemaah haji yang baru saja diberikan Kerajaan Arab Saudi. Di sinilah Tim Promotif Preventif (TPP) memegang peranannya.
“TPP kerjanya turun ke lapangan. Tidak sekadar mengenalkan APD (Alat Pelindung Diri) ke jemaah,” ujar Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, beberapa waktu lalu.
Peran penting TPP juga diakui oleh Sulam, salah seorang peserta pembekalan terintegrasi petugas haji Arab Saudi yang ikut serta dalam simulasi gladi posko.
“Terkait TPP pada saat gladi posko, menurut saya luar biasa kalo di lapangan seperti itu. Jemaah haji akan terobati rasa panasnya, rasa capeknya karena keaktifan petugas TPP dalam melayani jemaah,” ujar Sulam, calon PPIH Arab Saudi 2019 dari Polda Kepulauan Riau yang bertugas di bidang transportasi.
Penyelenggaraan ibadah haji umumnya dibagi menjadi tiga fase yakni pra Armina (Arafah-Mina), Armina dan pasca Armina. Pola kerja TPP, selain mengikuti fase tersebut juga akan mengikuti pergerakan jemaah yang menyesuaikan daerah kerja masing-masing, baik di Makkah, Madinah maupun dua bandara (Jeddah dan Madinah).
Pada fase Armina, tim disebar ke setiap pos jaga dan bertugas berdasarkan shift waktu kerja. Khusus di Armina, TPP akan bergabung dengan tim mobile crisis bersama-sama Tim Gerak Cepat (TGC) Kemenkes, tim P3JH Kemenag, dan tim perlindungan jemaah (linjam) dari unsur TNI/Polri.
TPP ialah tim bentukan Pusat Kesehatan Haji Kemenkes yang bertugas melakukan upaya promotif dan preventif kepada jemaah haji Indonesia. Sesuai nama dan tugasnya, tim ini mengandalkan kemampuan komunikasi publik yang efektif. Oleh karenanya mereka memiliki jargon: ‘kata-kata, intonasi, bahasa tubuh, mimik wajah’. Meskipun kapasitas komunikasi ini harus dimiliki setiap anggotanya, namun TPP tak sekadar cuap-cuap semata, tapi lebih dari itu.
Lingkup kerja TPP akan berada pada tiga hal yaitu: promosi kesehatan, perlindungan khusus, dan diagnosis dini/temuan kasus. Upaya promotif dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang pengenalan terhadap faktor risiko, gejala, dan pencegahan penyakit, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penggunaan APD, sampai dengan pencegahan terkena heat stroke (sengatan panas).
Selain itu, tim yang menjadi bagian dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan juga akan mendistribusikan media komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan ke kloter, kantor sektor dan daker, membagikan APD seperti: masker, kacamata hitam dan sandal kepada jemaah, memberikan oralit dan nutrisi cair khususnya saat puncak haji di Armina, dan menemukan kasus-kasus penyakit tertentu yang terjadi pada jemaah.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.