Jakarta, 29 Agustus 2019
Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) menggelar hari ulang tahun ke 16 sekaligus memperingati Pekan ASI Sedunia (PAS) 2019 di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (29/8). Ketua Selasi dr. Lily S Sulistyowati mengatakan nenek dan kakek ikut mempengaruhi keberhasilan ibu menyusui.
“Keberhasilan menyusui tak hanya dipengaruhi oleh ibu dan ayah tapi dipengaruhi juga oleh perlindungan dari nenek dan kakek,” katanya.
Dukungan nenek dan kakek dapat berupa edukasi kepada ibu menyusui, dukungan waktu menjaga bayi, dan menjamin keamanan serta kenyamanan kondisi ibu menyusui. Dukungan nenek dan kakek diperlukan salah satunya untuk menghadapi tantangan kesehatan bayi di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta yang kondisinya menurut Riskesdas 2019 masih di bawah target nasional.
Di DKI Jakarta, hasil Riskesdas 2018 menunjukkan untuk Berat Badan Lahir 6,1% tidak jauh dari target nasional 6,2%. Kurang Energi Kronik pada wanita usia subur 13,2% sementara target nasional 17,3%, sementara Inisiasi Menyusui Dini DKI Jakarta 80% sudah melampaui target Nasional 58,2%.
“Menyusui adalah investasi terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak. Maka diperlukan perlindungan sosial mulai dari rumah, tempat kerja, dan tempat publik, nenek, kakek, pimpinan kerja, teman, dan kelompok pendukung serta pihak lain untuk keberhasilan menyusui,” tambah dr. Lily.
Dalam HUT Laktasi dan Pekan Asi Seduni, diselenggarakan talkshow dengan narasumber dari public figure, artis, dan pengusaha.
Dra. Dewi Odjar Ratna Komala, seorang pengusaha sekaligus nenek dari 3 cucu mengaku telah mengenalkan ASI pada anaknya sejak remaja. Bahkan ketika anaknya melahirkan mereka selalu berdiskusi tentang ASI.
“Saya mungkin orang beruntung karena saya tahu tentang ASI, anak saya dua, cucu tiga, semuanya anak ASI. Jadi, menantu maupun anak saya tidak bermasalah asinya karena sejak mereka sebelum hamil sudah saya kenalkan dengan ASI, kita selalu diskusi tentang ASI. Saya suka ajak mereka ke seminar-seminar ASI,” katanya saat jadi pembicara pada Talkshow.
Ia menambahkan dirinya sering mengajak komunikasi cucunya sejak dalam kandungan. Setelah cucunya lahir ia membagi tugas dengan suaminya. Dewi bertugas memandikan sang cucu sementara suaminya mempunyai tugas mengajak sang cucu berjemur.
Tak hanya kepada anak dan cucunya, Dewi pun memberikan pengetahuan tentang ASI kepada besan. Dukungan memberikan ASI juga dilakukan oleh seorang public figure Dr. Dewi Motik Pramono. Ia mengatakan ASI merupakan anugerah yang tidak bisa digantikan oleh apapun.
“Saya yakin kalau kasih ASI ke bayi kita pasti baik, satu yang ingin saya ingatkan tolong sewaktu menyusui tolong sambil mendoakan anak, bersenandung untuk anak, atau berkomunikasi,” katanya.
Dukungan dari nenek dan kakek dalam memberikan ASI akan memberikan kenyaman pada ibu menyusui, tidak membuat ibu tertekan, sehingga ASI keluar dengan lancar.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM