Bandung, 15 Oktober 2019
Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan puncak peringatan Hari Penglihatan Sedunia tahun 2019 di Gedung Sate, Bandung pada Selasa (15/10). Tahun ini, tema internasional bertajuk Vision First, sedangkan tema nasional yaitu Mata Sehat SDM Unggul.
Dipilihnya Provinsi Jawa Barat untuk puncak peringatan Hari Penglihatan Sedunia tahun 2019 didasari beberapa pertimbangan yaitu hasil Rapid Assessment of Avoidable Blindness(RAAB), Jawa Barat memiliki prevalensi kebutaan kelima tertinggi yaitu 2,8% sekaligus daerah dengan populasi kebutaan kedua tertinggi di Indonesia setelah Jawa Timur sebanyak 180.633 jiwa.
Kemudian menurut WHO, ada 36 juta penduduk Indonesia yang mengalami gangguan penglihatan, 21,7 juta diantaranya mengalami low vision, apabila tidak segera ditangani akan mengalami gangguan penglihatan.
Berangkat dari data tersebut, kegiatan ini membawa harapan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan sekaligus sebagai media sosialisasi bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit.
Acara peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat untuk mencegah gangguan penglihatan melalui kegiatan promotif preventif dan rangkaian kegiatan ini merupakan upaya untuk promosi kesehatan agar masyarakat tersosialisasi dan melaksanakan deteksi dini.
Sementara itu, Dirjen Anung mengatakan bahwa meski prevalensi gangguan penglihatan cukup besar, 80% bisa dicegah sejak dini sepanjang mengetahui faktor risiko seperti faktor genetik, penggunaan mata yang tidak cukup sehat seperti penggunaan gadget yang berlebihan serta kurangnya perlindungan mata ketika diluar ruangan. Karenanya Anung menghimbau masyarakat agar menjaga perilaku yang baik dalam menggunakan mata.
“Upaya kita bukan hanya pengobatan tetapi pencegahan. Kalau bisa kita cegah, kita cegah dengan perilaku-perilaku yang baik,” imbau Anung.
Dirjen Anung menambahkan Kementerian Kesehatan juga terus mendorong rumah sakit untuk aktif melakukan upaya jemput bola kepada masyarakat, sehingga upaya-upaya pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin.
“Kami dari Kemenkes mendorong agar dokter mata seperti di Cicendo dan rumah sakit lainnya untuk keluar pada Hari Minggu, buka stand di Car Free Day memberikan layanan kepada masyarakat dan menerima konsultasi. Jangan menunggu di rumah sakit. Kalau menunggu di rumah sakit nanti yang datang yang sudah memiliki keluhan, padahal yang diharapkan yang belum ada keluhan dan belum ada tanda-tanda masalah pada kesehatan mata, tetapi sudah bisa kita temukenali,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat Ruzhanul Ulum berharap pemda kabupaten/kota seluruh Jawa Barat turut aktif mengadakan kegiatan serupa untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan mata guna mendukung pembangunan.
“Harapan kami khususnya kepada kabupaten dan kota, kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di tingkat provinsi tetapi harus diiteruskan kepada daerah-daerah, sehingga kegiatan kali ini bisa menyeluruh dan menggema di Jawa Barat. Bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, yakni pentingnya menjaga kesehatan antara lain menjaga kesehatan mata dari kebutaan. Karena sehat adalah faktor dominan dalam sebuah pembangunan,” harap Ulum.
Puncak peringatan Hari Penglihatan Sedunia 2019 diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya penyerahan secara simbolis 400 kacamata bagi anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan, edukasi pentingnya kesehatan mata serta simulasi deteksi gangguan penglihatan mata oleh kader dari anak sekolah dan tenaga kesehatan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.