Jakarta, 21 Februari 2020
Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI dr. Ahmad Yurianto mengatakan seluruh penumpang di Kapal Diamond Princess sudah turun kecuali anak buah kapal (ABK). Namun yang diperlukan perhatian khusus ternyata kapal tersebut sudah menjadi episentrum baru Covid-19.
“Artinya orang di dalam itu (Diamond Princess) sangat mungkin ketularan. Penularan di kapal itu sudah mencapai 15%, artinya lebih harus diawasi,” katanya di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (21/2).
ABK yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) berjumlah 78 orang yang hingga sekarang ada 4 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit.
“Kita yakini Pemerintah Jepang duah melaksanakan protokol dengan baik tidak membeda-bedakan siapa dia,” ucap dr. Ahmad.
Pemerintah Jepang meminta pemerintah di setiap negara lain untuk menjemput warga negaranya yang negatif Covid-19. Karena dengan munculnya episentrum baru di kapal tersebut maka dikhawatirkan Covid-19 akan lebih meluas.
Gejala Semakin Ringan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menilai gejala yang dialami pasien positif Covid-19 semakin ringan bahkan tanpa gejala.
“Ini yang menjadi perhatian WHO dan kewaspadaannya makin ditingkatkan. Sehingga kebijakan inkubasi diperbanjang menjadi 2 kali 14 hari,” kata dr. Ahmad.
Hal tersebut menyusul adanya kejadian pasien positif Covid-19 di hari ke-20 setelah diinkubasi selama 14 hari.
“Maka ketika ABK di kapal ini (Diamond Princess) setelah dijemput akan diperiksa ulang secara total semuanya dan diobservasi selama 28 hari,” ucap dr. Ahmad.
Rencananya ada 2 opsi penjemputan, yakni opsi pertama WNI akan dijemput dengan menggunakan Kapal Rumah Sakit dr. Soeroso seperti halnya penjemputan WNI di Kapal World Dream. Nantinya mereka akan diklasterkan berdasarkan kondisi WNI. dr. Ahmad mencontohkan ada klaster untuk WNI yang sebelumnya sekamar dengan pasien positf Covid-19, klaster bagi WNI yang sakit selama di kapal, dan klaster bagi WNI yang sehat.
Opsi kedua WNI akan dijemput dengan menggunakan pesawat terbang dan diobservasi di lokasi yang sudah disiapkan pemerintah. Ada beberapa lokasi yang disiapkan termasuk Natuna.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM