30 Agustus 2017
oleh: Prawito
Minum, minum dan minum. Judul di atas harus saya ulang ulang, dengan cerita dan kasus yang berbeda. Cerita teori dan pengalaman langsung silih berganti, agar dapat memberi pemahanan sepaham pahamnya tentang bahaya dehidrasi, kekurangan cairan tubuh, khususnya kepada jemaah dan petugas haji.
Teori boleh jadi di luar kepala, tapi dalam praktek belum tentu sepaham berteori, terutama ketika di alam terbuka di Arab Saudi, seperti arafah, musdalifah dan mina. Sungguh sangat berbeda dengan dalam ruang tertutup, seperti waktu masih di pondokan atau hotel.
29 Agustus 2017, setelah seharian menyiapkan klinik berbasis tenda di Mina, kebetulan saya mendapat amanah sebagai koordinator. 24 jam berjibaku untuk menyulap tenda jadi klinik. 70 pasukan di kerahkan untuk itu. Alhamdulillah pukul 17.00 waktu setempat selesai.
Tengah hari pukul 14.00 kepala saya mulai sakit, mata ngantuk dan badan lemas. Mungkin lapar, pikir saya waktu itu, karena makan siang baru pukul 14.00. Albaik, menu makan siang hari itu. Karena kepala sakit, saya harus habiskan. Alhamdulillah habis, padahal 4 potong ayam besar, kentang goreng dan sepotong roti.
Tentu saya juga minum setiap saat, apalagi setelah makan, bahkan 2 botol air mineral langsung habis. Saya pikir sudah cukup asukan gizi dan air. Tapi belum sembuh betul sakit kepalanya, namun sudah berkurang. Kemudian saya tidurkan sebentar dalam tenda klinik, ternyata tambah sakit kepalanya, padahal ukuran minum menurut saya sudah berlebih.
Singkat cerita sampai pondokan di KKHI Makkah, sakit kepala tambah parah, padahal kerokan, makan dan minum sudah dilakukan. Tengah malam tambah sakit, sementara pukul 03.00 sudah harus siap melakukan perjalanan ke arafah.
Alarm, sudah bunyi pukul 02.30, bagun dengan kepala sakit. Ingat pesan Ahmad Mohune, ketika setelah selesai ngerokin “banyak minum”,katanya. Setelah itu saya minum obat panadol dan 1 botol mineral 350 ml, habis tapi masih sakit juga kepala.
Akhirnya dalam waktu 30 menit sampai pukul 03.00 saya telah menghabiskan 5 botol mineral. Alhamdulillah, tepat pukul 03.00 sakit kepala, atas Izin Allah hilang, sembuh total. Kemudian berkemas menuju Arafah, bus sudah menunggu di depan kantor KKHI.
Belajar dari pengalaman di atas, kebutuhan minum seseorang bukan ditentukan jumlah liter yang di minum, tapi kalau masih sakit kepala, ngantuk dan lemas, berarti masih kurang cairan. Sekali lagi, ukuranya bukan haus, atau jumlah liter mineral yang telah diminum. Sebab setiap orang ukuranya berbeda beda dalam jumlah liter mineral yang harus diminum.
Tapi ukuranya, ketika masih ngantuk, lemas dan sakit kepala, maka teruslah minum, hingga lemas, ngantuk dan sakit kepala hilang atas Izin Allah SWT. Saat itu kebutuhan air dalam tubuh sudah terpenuhi. Berikutnya jaga kebutuhan air dalam tubuh, dengan cara terus minum, minum dan minum.
Tidak ada dampak negatif kelebihan minum, paling hanya sering buang air kecil. Memang armina juga tidak mudah buang air kecil, harus antri panjang untuk mendapatkanya. Tapi itu cara lebih baik untuk menjaga kesehatan. Minum kencing, minum kencing dan terus minum. Semoga tetap sehat. Bersambung….