Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Sabtu, 21/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Saat Menopause Datang Lebih Awal

Rokom by Rokom
10 Januari 2024
Reading Time: 3 mins read
A A
0
menopause dini

menopause dini

Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Tren global menunjukan terjadinya peningkatan angka prevalensi menopause dini di dunia. Apa saja ya gejalanya?     

 

Tiziana Leone dkk., dalam jurnal BMJ Global Health pada 2023, mendefinisikan menopause sebagai terhentinya fungsi ovarium yang menyebabkan penurunan hormon estrogen yang biasanya diukur dengan tidak adanya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Menopause biasanya terjadi antara usia 45 dan 55 tahun, namun, kata mereka, seiring dengan perubahan nutrisi dan kesehatan di seluruh masa perjalanan hidup yang telah menyebabkan peningkatan angka harapan hidup, menopause kini semakin memasuki tahap usia paruh baya.

Secara historis, sejak abad ke-6 Masehi, menopause secara konsisten dilaporkan terjadi pada perempuan usia sekitar 50 atau 51 tahun atau umumnya pada akhir usia 40-an dan awal 50-an. Demikian Mark Brincat dan John W. W. Studd mencatatnya dalam jurnal Baillière’s Clinical Obstetrics and Gynaecology pada 1988. Brincat dan Studd juga menyatakan bahwa usia menopause itu tidak berhubungan dengan ras, faktor sosial-ekonomi, maupun berat dan tinggi orang.

Namun, Tiziana Leone dkk. menyatakan bahwa kini terjadi perubahan usia menopause dengan penyebab yang sangat beragam berdasarkan faktor-faktor seperti etnis, tempat lahir, dan tingkat pendidikan. Menurut mereka, di sebagian besar negara-negara berpendapatan tinggi rentang usia rata-rata menopause berubah dari 47 menjadi 53 tahun. Menopause prematur (sebelum usia 40 tahun) dan dini (40-44 tahun atau sebelum usia 45) biasanya terjadi pada masing-masing sekitar 1-9 persen dan 5–9 persen perempuan.

Hasil penelitian Tiziana Leone dkk. menunjukkan bahwa tingkat menopause dini dan prematur paling tinggi terjadi di Asia Selatan dan Asia Tenggara dengan masing-masing sebesar 2,7 persen dan 4,5 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah lain, tempat prevalensi menopause prematur tertinggi berikutnya adalah di Amerika Latin dan Karibia sebesar 1,5 persen dan Afrika Sub-Sahara sebesar 2,4 persen. Prevalensi terendah terjadi di Afrika Utara, Asia Barat, dan Eropa sebesar 0,1 persen untuk menopause prematur dan 1,4 persen untuk menopause dini.

Penyebab Menopause Dini

Memahami waktu dan mekanisme usia menopause sangatlah penting, karena baik menopause dini maupun terlambat mempunyai potensi dampak pada beberapa kondisi kesehatan. Ada beberapa penyebab utama menopause dini yang harus diwaspadai, sebagaimana dipaparkan Annals of Medical and Health Sciences Research pada Maret 2013.

  1. Kelainan Genetik

Kelainan genetik merupakan salah satu hal umum yang dapat menyebabkan menopause dini. Beberapa kelainan genetik itu di antaranya adalah abnormalitas kromosom, kelainan metabolisme, dan rendahnya imunitas.

  1. Autoimun

Autoimun juga menjadi 30 hingga 60 persen penyebab menopause dini. Beberapa penyakit autoimun yang mendorong terjadinya menopause dini adalah penyakit tiroid, gondongan, hiperparatiroidisme, dan penyakit Addison. Wanita dengan menopause dini karena autoimun berada pada peningkatan risiko insufisiensi adrenal, hipotiroidisme, diabetes melitus, miastenia gravis, arthritis rheumatoid, dan lupus erythematosus sistemik.

  1. Infeksi

Beberapa infeksi yang harus diwaspadai adalah gondongan dan TBC panggul yang dapat menyebabkan kegagalan ovarium.

  1. Merokok

Merokok menjadi salah satu penyebab menopause dini karena kandungan hidrokarbon polisiklik dalam asap rokok mengkontaminasi tubuh dan mengganggu kesehatan sehingga menyebabkan gangguan pada gizi dan fungsi tubuh, termasuk hormon reproduksi.

  1. Paparan Radiasi

Radiasi dan kemoterapi dapat menyebabkan menopause dini. Meskipun  kontribusinya tidak besar tapi paparan dosis tinggi pada ovarium dapat meningkatkan efektivitas kegagalan ovarium.

  1. Pembedahan

Kegagalan ovarium setelah histerektomi atau pembedahan rahim terjadi pada 15 hingga 50 persen kasus yang disebabkan oleh gangguan suplai pembuluh darah ovarium atau hilangnya kontribusi endokrin, yaitu jaringan kelenjar yang menghasilkan dan melepaskan hormon dari rahim ke ovarium.

  1. Obat-obatan

Terapi gonadotropin hormone-releasing hormone (GnRH) atau terapi kesuburan yang berfungsi untuk merangsang sel untuk pematangan folikel dan pelepasan estrogen. Untuk melakukan terapi ini biasanya direkomendasikan obat-obatan goserelin, yang bisa meningkatkan menopause dini.

Gejala Awal Menopause

Gejala awal pada menopause harus diwaspadai karena dapat berdampak secara fisik, emosi, mental, dan sosial. Tidak semua perempuan alami gejala yang sama, tapi, menurut Jawatan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), secara umum gejalanya adalah sebagai berikut.

  1. Sensasi panas atau hangat secara tiba-tiba di sekitar wajah, leher, dan dada.
  2. Keringat malam, sensasi panas atau hangat yang dapat menyebabkan keringat dan jantung berdegup kencang yang menyebabkan ketidaknyamanan secara fisik dan terjadi selama beberapa menit.
  3. Berubahnya rutinitas dan pola menstruasi yang berpuncak pada berhentinya menstruasi secara total.
  4. Vagina yang mengering yang dapat menyebabkan sakit pada saat melakukan kegiatan seksual dan berkelanjutan.
  5. Kesulitan tidur atau terjadi insomnia.
  6. Perubahan mood yang signifikan, depresi, atau gejala kecemasan.

WHO memperingatkan beberapa hal wajib yang diwaspadai setelah terindikasi mengalami menopause yaitu meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular yang sebelumnya dapat dicegah oleh hormon estrogen yang ikut menurun secara signifikan setelah menopause. Selain itu, setelah menopause struktur pendukung panggul melemah dan meningkatkan resiko prolaps organ panggul, osteoporosis, dan patah tulang yang disebabkan hilangnya kepadatan tulang.

Untuk meringankan gejala menopause ada beberapa cara hormonal dan non-hormonal, namun tetap harus didiskusikan kepada ahli medis untuk indikasi yang lebih tepat berdasarkan pertimbangan riwayat kesehatan dan preferensi.

Hal yang juga patut diwaspadai saat perimenopause atau masa transisi menopause sebelum memasuki menopause. Penggunaan kondom atau alat kontrasepsi lain diperlukan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Pemakaian alat kontrasepsi juga menurunkan risiko penyakit menular seksual karena saat perimenopause terjadi penipisan dinding vagina yang meningkatkan risiko penularan HIV saat berhubungan seks.

 

Penulis: Redaksi Mediakom

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

26 Juni 2024
Bidan di Daerah

Bidan Desa Harus Serba Bisa

26 Juni 2024
Garda Terdepan Dalam Persalinan

Garda Terdepan dalam Persalinan

26 Juni 2024
Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan_Foto Shutterstock

Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan

26 Juni 2024
Isi Tas Bidan

Mengintip Isi Tas Bidan

26 Juni 2024
Ilustrasi Liburan Sekolah_Foto Shutterstock

Ide Seru Menikmati Liburan Sekolah

26 Juni 2024
Next Post
Serangan Jantung Wanita

Kekhasan Serangan Jantung Wanita

Stress Bikin Ketagihan Manis

Ketika Stres Bikin Ketagihan yang Manis

Tweet oleh @KemenkesRI
Umum

Berani Tes, Berani Lindungi Diri, Kemenkes Targetkan Eliminasi HIV dan IMS Tahun 2030

21 Juni 2025
Umum

Peningkatan RSUD Buton Utara ke Tipe C, Perkuat Layanan Kesehatan di Wilayah Kepulauan

21 Juni 2025
Umum

Prioritaskan Jemaah yang Sakit, KKHI Makkah Bergerak Cepat Layani Program Evakuasi Tanazul

20 Juni 2025
Berita Utama

Kolegium Kebidanan Luncurkan Kurikulum Baru: Bekal Baru bagi Calon Bidan Indonesia

20 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.