Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Kamis, 22/05/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Pengasuh bagi Anak Penyandang HIV

Rokom by Rokom
22 Januari 2024
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Pengasuh Bagi Anak Penyandang HIV/ Foto: Shutterstock

Pengasuh Bagi Anak Penyandang HIV/ Foto: Shutterstock

Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Orang dengan HIV/AIDS, terutama anak-anak, masih mengalami stigma dan diskriminasi. Kelompok Dukungan Sebaya Caregiver mencoba membantu dengan mendampingi mereka.       

 

Christien, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang juga memiliki anak dengan HIV, membutuhkan informasi lebih banyak agar bisa saling bertukar pikiran dengan orang-orang yang serupa dengan dirinya. Perempuan 40 tahun ini lalu membentuk Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Caregiver pada 2021 sebagai wadah atau tempat berbagi informasi dan pengetahuan bagi anggota serta menjadi ruang aman dalam penanganan dan perawatan anak dengan HIV/AIDS.

“Saya baru mulai tahun 2021 dengan terlibat langsung mengkoordinasi anak-anak HIV dalam mengelola beberapa kegiatan. Berawal dari kebutuhan saya sendiri sebagai ibu dengan HIV yang memiliki anak dengan HIV juga,” kata Christien  saat dihubungi Mediakom pada awal Desember 2023.

Sampai saat ini  HIV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang utama. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga kini HIV telah merenggut 40,4 juta nyawa dengan penularan yang terus berlanjut di semua negara. Beberapa negara bahkan melaporkan tren peningkatan infeksi baru, padahal sebelumnya telah mengalami penurunan.

WHO memperkirakan 39 juta orang hidup dengan HIV pada akhir tahun 2022. Dua pertiganya atau 25,6 juta orang berada di wilayah Afrika. Pada 2022, sebanyak 630 ribu orang meninggal karena penyebab yang terkait HIV dan 1,3 juta orang tertular HIV.

Menurut WHO, di Asia Tenggara diperkirakan 110 ribu orang tertular HIV pada tahun 2022. Sekitar 85 ribu orang meninggal karena penyebab yang terkait HIV, turun 63,4 persen dari tahun 2010. WHO mencatat diperkirakan ada 3,4–4,6 juta orang hidup dengan HIV pada tahun tersebut. Sekitar 81 persen di antara mereka mengetahui statusnya dan 65 persen mendapat pengobatan. Sebanyak 2,6 juta orang dilaporkan telah menerima terapi antiretroviral.

Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh (HIV) adalah sumber penyakit ini. Adapun sindrom akibat menurunnya kekebalan tubuh (AIDS) adalah stadium HIV yang paling lanjut. HIV menyasar sel darah putih dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Virus ini membuat seseorang lebih mudah terserang penyakit seperti tuberkulosis, infeksi, dan beberapa jenis kanker.

HIV ditularkan melalui cairan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk darah, air susu ibu, air mani, dan cairan vagina. Penyakit ini tidak menyebar melalui ciuman, pelukan, atau berbagi makanan. Ia bisa juga menular dari ibu ke bayinya.

Tidak ada obat  khusus untuk infeksi HIV tetapi HIV dapat diobati dan dicegah dengan terapi antiretroviral (ART). HIV yang tidak diobati dapat berkembang menjadi AIDS. Dengan adanya akses terhadap pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan HIV yang efektif, infeksi HIV telah menjadi kondisi kesehatan kronis yang dapat dikelola sehingga memungkinkan orang yang hidup dengan HIV untuk berumur panjang.

Anggota KDS terdiri dari orang tua atau wali/pendamping yang memiliki anak dengan HIV yang menjalankan peran secara fleksibel. “Tentunya kami sangat terbuka jika para relawan yang mau ikut bergabung bersama kami untuk mendampingi anak-anak,” ujar Christien.

Sampai saat ini KDS Caregiver memiliki anggota sebanyak 38 orang. Anak-anak yang mereka dampingi berusia 2-15 tahun. Ada 27 anak dengan HIV dan dua perempuan dengan HIV yang menjadi anggota. Peran para anggota KDS adalah mendampingi dan mengedukasi satu sama lain, terutama mengenai isu HIV.

Tantangan yang dihadapi Christien dan KDS adalah masih adanya berbagai stigma dan diskriminasi khususnya terhadap anak-anak dengan HIV, terutama di lingkungan rumah dan sekolah. Dia menceritakan satu contoh kasus ketika seorang anak yang mereka dampingi terkena usus buntu dan seharusnya segera mendapatkan tindakan operasi tetapi pihak rumah sakit menunda dengan alasan baru tahu jika anak tersebut penyandang HIV dan malah menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit lain.

“Pada saat itu kami langsung berkoordinasi dengan pihak rumah sakit tersebut dan menyatakan bahwa tindakan mereka sudah termasuk diskriminasi. Pada akhirnya mereka mau melakukan tindakan operasi pada anak tersebut setelah diyakinkan,” ujar Christien.

Berdasarkan kasus itu, menurut Christien, ternyata tidak semua layanan rumah sakit tahu dan paham benar mengenai penanganan terhadap orang-orang dengan HIV. Mereka masih beranggapan jika HIV itu suatu penyakit yang sangat mengerikan dan bahkan menjijikan. “Dari kejadian tersebut kami berharap supaya pemerintah bisa lebih gencar dan berfokus untuk memberikan edukasi mengenai isu HIV kepada seluruh layanan kesehatan supaya hal ini tidak terulang lagi. Dan, tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap kami yang hidup dengan HIV. Kami berharap semua layanan kesehatan bisa bersikap ramah terhadap kami yang hidup dengan HIV karena sebagai manusia kami juga punya hak yang sama.”

Bagi Christien yang dia dan ODHA lain butuhkan adalah dukungan penuh agar anak-anak dengan HIV tidak mendapatkan diskriminasi atau tidak dibeda-bedakan dan bisa hidup berdampingan dengan anak lain tanpa adanya stigma di mana pun mereka berada. “Kami dari caregiver sudah berkolaborasi dengan beberapa pihak, termasuk sekolah, ketika terjadi stigma dan diskriminasi itu sehingga ketika ada aduan bisa langsung ditindaklanjuti,” ujar caregiver asal Bandung. “Kami selalu menekankan kepada anggota supaya berani bicara ketika menghadapi perlakuan yang tidak manusiawi dari siapa pun agar bisa langsung didampingi oleh kami.”

Christien dan KDS Caregiver selalu mengingatkan pihak lain bahwa anak-anak dengan HIV juga punya hak yang sama seperti anak-anak lainnya. “Mereka juga masih bisa berprestasi, hidup layak, dan sehat. Jadi HIV bukan akhir dari segalanya,” katanya.

“Kami juga beberapa kali mengadakan kegiatan study club yang bekerja sama dengan layanan rumah sakit dan acara sosial untuk para anggota dengan melibatkan anak-anak ODHA-nya supaya mereka bisa happy dan tidak merasa sendiri sehingga kami bisa saling menguatkan satu sama lain,” kata Christien.

Laporan Katherine S. Elkington dkk. dalam Journal of Pediatric Psychology pada 2011 menunjukkan peran pengasuh (caregiver) bagi anak dengan HIV. Mereka menyimpulkan bahwa remaja dengan pengasuh HIV memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan bahkan setelah disesuaikan dengan perbedaan status HIV remaja dan faktor kontekstual dan pranata sosial lainnya.

Penelitian Elkington dkk. juga menemukan bahwa terlepas dari status HIV remaja atau kesehatan mental pengasuhnya, remaja yang tinggal bersama pengasuh HIV memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Mereka menyatakan bahwa ketahanan pada remaja ini sebagian berasal dari adanya faktor-faktor pendukung, seperti komunikasi dan keterlibatan pengasuh yang lebih baik dalam keluarga.

 

Penulis: Redaksi Mediakom

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

26 Juni 2024
Bidan di Daerah

Bidan Desa Harus Serba Bisa

26 Juni 2024
Garda Terdepan Dalam Persalinan

Garda Terdepan dalam Persalinan

26 Juni 2024
Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan_Foto Shutterstock

Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan

26 Juni 2024
Isi Tas Bidan

Mengintip Isi Tas Bidan

26 Juni 2024
Ilustrasi Liburan Sekolah_Foto Shutterstock

Ide Seru Menikmati Liburan Sekolah

26 Juni 2024
Next Post
Obat Pereda Nyeri / Foto: Karolina Grab Ow SKa/Pexels

Penggunaan Pereda Nyeri yang Tepat

blank

RSUP Fatmawati Berhasil Transplantasi Ginjal Perdana Pasien Usia 20, Ibu Kandung jadi Penderma

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

99 Jemaah Haji Terserang Pneumonia, Kemenkes Ingatkan Pentingnya Pencegahan dan Penanganan Cepat di Tanah Suci

22 Mei 2025
Berita Utama

RSUP Dr. Kariadi dan FK UNDIP Sepakat Jalankan Kembali PPDS Anestesi

20 Mei 2025
Berita Utama

Kelelahan dan Dehidrasi Picu Kejadian Akut Kronis, Jemaah Diminta Waspada

22 Mei 2025
Berita Utama

Pemkab Klungkung Audiensi ke Kemenkes, Bahas Penguatan Pembangunan Kesehatan di Daerah Kepulauan

20 Mei 2025

Rekomendasi Artikel

blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025
blank

Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

11 Oktober 2023
blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.