Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Sabtu, 14/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Jangan Tunggu Sakit Gigi

Rokom by Rokom
06 Mei 2024
Reading Time: 4 mins read
A A
0
Jangan Tunggu Sakit Gigi_Foto Shutterstock

Jangan Tunggu Sakit Gigi_Foto Shutterstock

Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Sakit gigi dan mulut masih banyak terjadi di masyarakat. Kementerian Kesehatan memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut gratis di puskesmas.

 

Penyakit gigi dan mulut masih dominan terjadi di masyarakat Indonesia. Hal itu terungkap dari data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, yang menunjukkan bahwa 45 persen responden mengalami penyakit gigi berlubang, 19 persen mengalami masalah gigi hilang karena dicabut atau tanggal sendiri,  10,4 persen kasus gigi goyah, serta 4,1 persen gigi yang ditambal. Sementara itu, untuk penyakit mulut, 14 persen responden menderita gusi bengkak atau abses, 13,9 persen mengalami gusi mudah berdarah seperti ketika menyikat gigi, 8 persen sariawan berulang, dan 6,9 persen sariawan menetap.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S. Kp., M. Kes., mengatakan, analisa terhadap hasil Riskesdas 2018 menunjukan proporsi jumlah masyarakat yang melakukan tindakan untuk mengatasi masalah gigi dengan meminum obat sebanyak 52,9 persen, konsul perawatan gigi 60,7 persen, dan tindakan penambalan gigi 4,3 persen. “Ini masih menunjukan bahwa masyarakat masih melakukan kunjungan perawatan kesehatan gigi dan mulut jika terpaksa  atau terlambat untuk diobati oleh tenaga kesehatan,” kata Eva ketika diwawancara Mediakom pada 21 Februari 2024.

Menurut Eva, masyarakat sebetulnya dapat memanfaatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis yang diberikan pemerintah melalui program Jaminan Kesehatan Nasional. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Pasal 3 ayat (2) peraturan itu menyebutkan bahwa kesehatan gigi non-spesialistik mencakup: a) pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; b) premedikasi; c) kegawatdaruratan oro-dental; d) pencabutan gigi sulung melalui metode topikal atau infiltrasi; e) pencabutan gigi permanen tanpa penyulit; f) obat pascaekstraksi; g) tumpatan gigi; dan h) scaling gigi pada gingivitis akut.

“Pemerintah sudah menjamin ada beberapa tindakan yang dapat diakses dengan gratis. Masyarakat diharapkan mengaksesnya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan giginya. Jangan sampai menunggu sakit, baru melakukan pengobatan,” ujar Eva.

Dokter gigi Suci Meighitine Thohir, yang berpraktek di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Villa Pertiwi Depok, Jawa Barat, menyatakan bahwa pasien yang datang untuk konsultasi masalah kesehatan gigi terdiri dari anak-anak dan orang dewasa. Namun, karena pelayanan dilakukan pada pagi hari, maka yang datang mayoritas pasien dewasa. Pasien tersebut, kata dia, rata-rata datang dengan keluhan gigi berlubang, ketika kondisi lubangnya sudah dalam dan ada juga yang sudah sakit karena sudah bengkak pada bagian gusinya.

Suci menjelaskan, untuk mengatasi keluhan pasien tersebut, langkah pertama yang dilakukan oleh dokter gigi adalah dengan melihat kondisi gigi yang berlubang sudah seberapa dalam. Apabila sudah mengenai saraf vulva, maka harus dilakukan perawatan saluran akar atau saluran vulva. Sementara itu, jika masih di bagian email atau dentin, biasanya akan dilakukan tambal tetap. Menurut Suci, hanya pada kasus tertentu baru akan dilakukan tindakan untuk mencabut gigi yang berlubang.

“Kami upayakan untuk tetap mempertahankan gigi. Kalau memang ada risiko, biasanya akar gigi yang dicabut atau gigi yang memang sudah tidak bisa dipertahankan kami rekomendasikan untuk dicabut,” ujar Suci.

Suci menambahkan, selain penambalan gigi, pelayanan untuk pasien terkait penyakit gigi dan mulut lain di antaranya adalah konsultasi, pembersihan karang gigi serta pencabutan gigi sulung dan dewasa. Selain itu, kata dia, di tempat tugasnya sebelumnya di Puskesmas Bakti Jaya dan Pondok Sukmajaya, Depok, juga ada layanan pemasangan gigi palsu. Layanan ini baru ada di beberapa puskesmas dan sistem pembayarannya juga tidak sepenuhnya ditanggung JKN sehingga ada cost sharing dengan pasien.

“Pembuatan gigi palsu Itu sifatnya cost sharing, tidak penuh di-cover oleh JKN, jadi memang sebagian besar pasien BPJS yang mau melakukan pembuatan gigi palsu karena merasa di-cover,” kata Suci. “Untuk biayanya itu tercantum di dalam peraturan daerah. Jadi, pasien tinggal melihat biayanya, nanti kalau cocok kami akan ajukan ke BPJS,” kata dokter gigi yang pernah juga bertugas di Puskesmas Lemahabang, Bekasi, Jawa Barat itu.

Lebih lanjut Suci menerangkan, seseorang dapat  mengalami sakit gigi karena disebabkan oleh gigi yang berlubang tapi tidak terasa. Seiring perjalanan waktu, baru ia mulai terasa dan mengganggu ketika makan tapi belum dikonsultasikan ke dokter gigi. Baru setelah sakit dan gusi membengkak, pasien berobat ke dokter gigi.

Padahal, kata Suci, awal dari sakit gusi bengkak karena adanya infeksi gigi yang sudah lanjut. Bila gusi sampai bengkak, maka abses infeksinya dari gigi sudah sampai ke pulpa dan selanjutnya akan sampai ke rongga pulpa dan ke ujung akar hingga masuk lagi ke daerah sekitar akar. Bila itu terjadi, maka infeksinya sudah abses, yang berarti sudah ada bakteri di dalamnya.

Di Puskesmas, lanjut Suci, dokter akan mengecek gigi yang menjadi penyebab gusi bengkak dan kemudian membersihkannya atau yang dikenal dengan istilah open bor. Dokter akan membuka abses yang menjadi penyebab tersebut dengan harapan cairan atau gas hasil dari bakteri yang selama ini berkembang di gigi berlubang tersebut akan keluar. Setelah itu, baru gigi akan diberikan obat.

“Untuk tindakan giginya, kami buka, kami bersihkan. Biasanya kalau ada abses itu akan keluar nanah dari dalam gigi. Setelah itu biasanya kami minta pasien untuk minum obat, biasanya kami anjurkan juga untuk meningkatkan imun karena salah satu yang memperberat abses itu karena imunnya turun,” kata Suci, dokter gigi lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.

Suci menyarankan masyarakat untuk rutin mengontrol kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Selain sudah dijamin bagi peserta JKN, hal ini juga penting untuk mencegah berbagai macam penyakit. Pintu masuk untuk semua makanan dan minuman yang dikonsumsi adalah mulut, maka gigi dan mulut harus dijaga kebersihan dan kesehatannya.

“Salah satu cara untuk merawat gigi itu dengan melakukan kontrol atau pemeriksaan gigi minimal enam bulan sekali. Walaupun tidak ada keluhan, kita harus periksa. Jadi, nanti akan ada deteksi dini, termasuk karies gigi (masalah gigi berlubang),” kata Suci. “Dengan diketahui lebih dini,  lubang gigi bisa langsung ditambal untuk mengantisipasi lubang yang lebih dalam atau karies lebih lanjut.”

 

Penulis: Redaksi Mediakom

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

26 Juni 2024
Bidan di Daerah

Bidan Desa Harus Serba Bisa

26 Juni 2024
Garda Terdepan Dalam Persalinan

Garda Terdepan dalam Persalinan

26 Juni 2024
Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan_Foto Shutterstock

Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan

26 Juni 2024
Isi Tas Bidan

Mengintip Isi Tas Bidan

26 Juni 2024
Ilustrasi Liburan Sekolah_Foto Shutterstock

Ide Seru Menikmati Liburan Sekolah

26 Juni 2024
Next Post
Pelayanan Gigi Anak_Foto Shutterstock

Pelayanan di Dalam dan Luar Gedung

Sikat Gigi Dua Kali Sehari_Foto Shutterstock

Sikatlah Gigi Dua Kali Sehari

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Kepulangan Jemaah Haji Dimulai, Tim Medis Standby Siang Malam

14 Juni 2025
Umum

RS Kemenkes Riau Resmi Dibangun, Hadirkan Layanan Premium dan Teknologi Canggih

13 Juni 2025
Berita Utama

Ditemukan Banyak Kasus Hipertensi, Diabetes dan Masalah Gigi Saat Cek Kesehatan Gratis

13 Juni 2025
Berita Utama

Perawat Melek Digital, UI Hadirkan Inovasi Teknologi Kesehatan

12 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.