“…bahkan kita menjadi contoh keberhasilan sebuah Negara, yang mampu menurunkan secara signifikan penderita tuberkolosis, baik melalui pendeteksian dini maupun pengobatannya…”
Demikian pernyataan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-68 Proklamasi Kemerdekaan RI (17/8). Pernyataan tersebut ditanggapi oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE melalui surat elektroniknya kepada Pusat Komunikasi Publik, Sabtu malam (17/8).
“Pernyataan Presiden menjelaskan bahwa pencapaian indikator Millennium Development Goals (MDGs) untuk TB di Indonesia saat ini sudah on the track dan diperkirakan semua indikator dapat dicapai sebelum waktu yang ditentukan”, ujar Prof Tjandra.
Saat ini situasi Tuberkulosis (TB) di Indonesia telah menunjukkan adanya penurunan prevalensi dan kematian akibat TB. Selain itu juga angka notifikasi kasus TB menunjukkan adanya peningkatan meskipun belum maksimal. Prestasi yang paling menggembirakan adalah tren angka keberhasilan pengobatan menunjukkan konsistensi di atas 90% selama beberapa tahun ke belakang. Ini menunjukkan adanya peningkatan dalam kualitas pengobatan pasien TB.
Berbagai terobosan bersejarah telah dilakukan pada Program Nasional Pengendalian TB di Indonesia, diantaranya 1) Pendekatan Public-Private Mix (PPM) untuk pelayanan TB dengan pelibatan sektor pemerintah dan swasta, 2) Pengembangan Pelayanan Pasien Tubercolosis Multi drug resistance (TB MDR), 3) Penggunaan Rapid Diagnostic untuk TB Resistan Obat, 4) Penguatan peran pasien dalam pengendalian TB, 5) Disusunnya Exit Strategy untuk The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF ATM), sehingga untuk ke depannya Program Pengendalian TB tidak bergantung kepada donor.
Selanjutnya, banyak hal yang telah dicapai dalam penanggulangan TB di Indonesia, diantaranya: Sejak 1995, sebanyak 20 juta orang diselamatkan dan 51 juta pasien disembuhkan; Sejak 2010, Angka kesembuhan mencapai 87 %; MDG TB telah tercapai sebelum waktu yang ditetapkan; serta banyak terobosan seperti pemakaian alat diagnostik cepat untuk TB dan TB MDR.
Pada kesempatan tersebut, Prof Tjandra menyatakan bahwa Kemenkes sudah mulai menyusun rencana untuk penanggulangan TB kedepan yang mengarah pada upaya setelah MDG’s 2015 yaitu “Dunia bebas TB”. Yang memiliki 3 pilar utama, yaitu: 1) Pelayanan TB yang inovatif dan berpihak pada pasien; 2) Kebijakan yang lebih berani (agresif) yang didukung oleh sistem yang jelas dan Intensifikasi penelitian; serta 3) Inovasi untuk diagnosis cepat, vaksinasi pasca paparan, pengobatan yang lebih singkat.
“Pelayanan TB yang inovatif, misalnya mendiagnosis cepat gejala TB, termasuk tes kepekaan secara universal; tersedianya pengobatan semua bentuk TB termasuk TB resisten obat; kolaborasi TB/HIV dan penatalaksanaan penyakit komorbid (Diabetes,dll); dan pengobatan pencegahan bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi.”, terang Prof Tjandra.
Kebijakan yang lebih berani (agresif) dan didukung oleh sistem yang jelas juga sangat dibutuhkan, seperti stewardship pemerintah, berkomitmen serta ketersediaan sumber daya di lapangan. Selain itu kebijakan di ambil atas keterlibatan masyarakat, organisasi masyarakat dan semua layanan kesehatan publik dan swasta. Ada kerangka aturan untuk registrasi vital, mandatory notification, pemantauan kualitas obat, penggunaan obat rasional, dan Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) TB. Pelaksanaan Universal Health Coverage, jaminan perlindungan sosial untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh TB.
Di samping itu, Intensifikasi Riset TB dan Inovasi Baru seperti penemuan, pengembangan dan penggunaan secara cepat dan tepat hasil pengembangan metode diagnosis baru. Lalu adanya penelitian operasional untuk mengoptimalkan penerapan dan inovasi-inovasi baru nantinya. Sehingga harapan dunia bebas TB dapat segera tercapai.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669,website www.depkes.go.id dan alamat e-mail [email protected].