Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Sabtu, 28/01/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Kenali Antraks dan Cara Pencegahannya

Rokom by Rokom
07 Maret 2017
Reading Time: 3 mins read
A A
0
(dari kiri) drh. Pudjiatmoko, Phd, dr. Chita Septiawati, dan Direktur Medik dan Keperawatan RS Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Sulianti Saroso, dr. Dyani Kusumowardhani, Sp. A (K) pada sesi diskusi Siang Klinik tentang Mengenal Penyakit Antraks dan Penatalaksanannya, di Auditorium RSPI. Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, Kamis (9/2/2017). Mengingat antraks adalah penyakit menular akut diperlukan upaya pengenalan dan pencegahan lebih mendalam dan pihak RSPI siap mengadakan Siang Klinik di daerah-daerah.

(dari kiri) drh. Pudjiatmoko, Phd, dr. Chita Septiawati, dan Direktur Medik dan Keperawatan RS Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Sulianti Saroso, dr. Dyani Kusumowardhani, Sp. A (K) pada sesi diskusi Siang Klinik tentang Mengenal Penyakit Antraks dan Penatalaksanannya, di Auditorium RSPI. Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, Kamis (9/2/2017). Mengingat antraks adalah penyakit menular akut diperlukan upaya pengenalan dan pencegahan lebih mendalam dan pihak RSPI siap mengadakan Siang Klinik di daerah-daerah.

Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 9 Februari 2017

“Siang Klinik”, inilah acara yang kerap diadakan di RS Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Sulianti Saroso, Jakarta. Kali ini topik yang diangkat adalah Mengenal Penyakit Antraks dan Penatalaksanannya. Direktur Medik dan Keperawatan RS Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Sulianti Saroso, dr. Dyani Kusumowardhani, Sp. A (K) mengatakan belakangan banyak timbul pertanyaan dari masyarakat mengenai antraks, menyusul pemberitaan kasus ini di DIY  beberapa waktu lalu.

“Kami ingin merespon cepat karena beberapa waktu lalu ada berita kasus antraks di DIY. Yogyakarta. Laporan terakhir kemarin di sana ada 16 kasus dengan antraks kuklit dan semuanya juga sembuh dan tidak menyebar kemana-mana. Kemudian timbul banyak pertanyaan dari masyarakat, apa yang harus kita lakukan,” ujar Dyani di sela-sela acara Siang Klinik di Auditorium RSPI. Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta, Kamis (9/2/2017). Hadir pada acara ini perwakilan dari RS di Jabodetabek dan Puskesmas di seluruh Prov. DKI Jakarta. Acara serupa pernah dilakukan untuk kasus Zika, MERS-CoV, Flu Burung dan SARS.

Menurut Dyani, antraks setiap tahun selalu ada kasus tapi memang tidak banyak dan selalu bisa diisolasi sehingga tidak menyebar luas. Mengingat antraks adalah penyakit menular akut diperlukan upaya pengenalan dan pencegahan lebih mendalam.

“Kami siap melakukan sosialisasi di daerah juga jika memang dibutuhkan, kami siap membantu,” tambah Dyani.

Antraks merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthraxis. Bakteri ini memiliki kemampuan membentuk spora yang tahan terhadap perubahan cuaca dan mampu bertahan di tanah selama bertahan-tahun sehingga sulit untuk dieliminasi.

Proses penularan bakteri dari hewan ke manusia tidak mesti secara langsung. Tanah bekas hewan mati akibat antraks pun menjadi berbahya. Bakteri mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka atau kulit yang mengelupas walaupun kecil. Kasus banyak terjadi di daerah pertanian dan perindustrian yang memproduksi produk dari kulit.

Dyani mengatakan bakteri itu sangat mematikan bila sampai ke otak. Antraks dapat terjadi pada kulit, sistem pernapasan, dan saluran pencernaan. “Gejala awal yang terlihat pada kulit misalnya, nampak seperti luka kemudian membentuk seperti ulkus. Penyakit tersebut dapat disembuhkan kalau dengan pengobatan yang tepat dan segera,” ujarnya.

Untungnya, kata Dyani, tingkat bahaya di Indonesia cukup rendah, namun harus waspada  karena gejala awalnya sangat umum, tidak terlalu khas, sehingga kebanyakan masyarakat tidak langsung berpikir bahwa itu penyakit antraks.

Kementerian Pertanian melakukan pencegahan dengan memberikan vaksin kepada hewan ternak. Penanganan pada hewan yang terkena antraks dilakukan isolasi untuk mencegah supaya tidak terjadi pada manusia. Bagi tanah yang tercemar bakteri spora harus dilakukan monitoring terlebih dahulu.

Dokter hewan Pudjiatmoko mengatakan pihaknya akan memonitoring pada tanah yang tercemar untuk dilakukan desinveksi dan melakukan pelarangan dipergunakan untuk bercocok tanam di tanah tersebut, kemudian diplaster.

“Pada manusia, jika terkena antraks harus segera dilaporkan agar bisa ditangani cepat dan tidak menyebar ke masyarakat luas. Sayangnya, vaksin untuk manusia di Indonesia sampai saat ini belum tersedia,” katanya.

Karena itu, lanjut dia, masyarakat diharuskan segara melapor bila diduga terdapat antraks baik pada manusia atau hewan.

RSPI Rujukan Pertama Penyakit Infeksi

RSPI Prof. Sulianti Saroso menjadi rumah sakit rujukan pertama yang menangani berbagai penyakit infeksi. Terdapat ruang isolasi ketat berstandar WHO, yakni harus terpisah dengan penyakit lain dan terdapat filter khusus untuk udara, sehingga tidak ada pencemaran atau penularan di ruangan tersebut. Setiap orang yang hendak memasuki ruangan itu harus mengenakan pakaian steril dan kedap udara.

Selain itu, RSPI merupakan isntitusi yang menjadi rujukan dan pusat kajian infeksi dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan penyakit infeksi baik yang new emerging, re-emerging maupun penyakit tropis lainnya.

“Pada intinya kami menangani semua jenis penyakit infeksi, kami punya ruang isolasi ketat sehingga pasien-pasien yang tertular yang harus dipisahkan diisolasi secara ketat, kami punya fasilitas tersebut,” tambah Dyani.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Waspada, 4 Masalah Gizi ini Berisiko Anak jadi Stunting

27 Januari 2023
blank

Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%

25 Januari 2023
blank

Cegah Stunting Pada Anak Dengan Protein Hewani

25 Januari 2023
blank

Masyarakat Diminta Segera Booster Kedua COVID-19

25 Januari 2023
blank

Protein Hewani Efektif Cegah Anak Alami Stunting

21 Januari 2023
blank

HGN 63: Protein Hewani Cegah Stunting

21 Januari 2023
Next Post
blank

Operasi Bayi Kembar Siam berhasil Dipisah

blank

Upaya Kemenkes Antisipasi Ketimpangan Harga Obat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.