Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 03/02/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Ayo Tingkatkan Pemanfaatan Buku KIA untuk Pantau Kesehatan Ibu dan Anak

Rokom by Rokom
24 September 2018
Reading Time: 3 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Jakarta, 19 September 2018

Upaya kesehatan ibu dan anak, penyelenggaraan imunisasi, serta pemberian vitamin A pada bayi, Balita dan ibu nifas mengamanahkan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menyiapkan dan menjaga kehamilan, agar persalinan sehat dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat dan bertumbuh kembang optimal.

Untuk menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut, diperlukan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dan pencatatan yang efektif dan efisien. Untuk itu, Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) menjadi satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun, termasuk pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak dan KB (SK Menkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004).

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Kirana Pritasari, MQIH, menyatakan bahwa kebijakan Buku KIA sebagai telah lama ditetapkan, namun hingga saat ini, komitmen dalam pemanfaatannya di masyarakat masih belum sesuai harapan, sehingga perlu penguatan terutama kelengkapan pengisiannya oleh petugas kesehatan, kader dan orangtua. Buku KIA sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, karena berisi informasi kesehatan, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan meliputi imunisasi, gizi seimbang dan Vitamin A.

Kementerian Kesehatan telah mencetak dan mendistribusikan Buku KIA ke daerah sejumlah 94% dari jumlah sasaran ibu hamil, dan seluruh Puskesmas telah menerima Buku KIA yang didistribusikan Dinas Kesehatan Kab/Kota. Namun data survei kesehatan nasional (Sirkesnas 2016) menunjukkan sebanyak 81,5% ibu hamil menyatakan memiliki Buku KIA, namun hanya 60,5% di antaranya yang bisa menunjukkan buku KIA.

Tahun 2016, Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan melakukan monitoring dan evaluasi terkait pemanfaatan buku KIA di 9 Kabupaten/Kota fokus Toba Samosir, Ogan Komering Ilir (OKI), Kota Bandar Lampung, Kota Tangerang, Jakarta Timur, Kota Bogor, Sukoharjo, Nganjuk dan Gowa yang menunjukkan hanya 18% yang diisi lengkap dengan tingkat keterisian paling banyak pada pelayanan kesehatan masa kehamilan dan bayi baru lahir.

Hasil analisis data Riskesdas 2013 dan Sirkesnas 2016 menunjukkan terdapat keterkaitan antara kepemilikan Buku KIA dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu yang memiliki buku KIA lebih sering melakukan pemeriksaan kehamilan, lebih banyak bersalin dengan pertolongan tenaga kesehatan dan lebih banyak bersalin di fasilitas kesehatan dibandingkan ibu yang tidak memiliki Buku KIA. Bayi dari ibu yang memiliki Buku KIA juga lebih banyak mendapat imunisasi dasar lengkap daripada bayi dari ibu yang tidak memiliki Buku KIA, sehingga dapat disimpulkan bahwa Buku KIA berdampak positif pada perubahan perilaku ibu.

“Secara garis besar, terdapat dua elemen penting dari Buku KIA, yaitu media informasi dan media pencatatan (monitoring) di keluarga/masyarakat,” ungkap dr. Kirana.

Buku KIA mengintegrasikan beberapa catatan kesehatan di komunitas seperti Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengukur pertumbuhan dan perkembangan bayi balita, kartu imunisasi, kartu ibu dan beberapa hal lainnya. Buku KIA berisi informasi penting mengenai kesehatan ibu dan anak yang perlu dilakukan oleh ibu, suami dan keluarganya secara singkat dan padat, termasuk mengenai kewaspadaan keluarga dan masyarakat akan kesakitan dan masalah kegawatdaruratan pada ibu hamil, bayi baru lahir dan balita, sehingga pada akhirnya buku KIA menyumbang penurunan angka kematian bayi dan balita.

Manfaat Buku KIA tidak saja pada sektor kesehatan, tetapi sudah diintegrasikan dengan sektor lain, diantaranya surat keterangan lahir untuk mempermudah mendapatkan akte, buku pegangan pendamping Program Keluarga Harapan, sebagai media pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak anak di PAUD, Bina Keluarga Balita dan lain-lain.

Untuk dapat mencapai pemanfaatan buku KIA yang optimal, petugas kesehatan tidak dapat bekerja sendiri, melainkan harus merangkul seluruh komponen masyarakat diantaranya Tim Penggerak PKK yang aktif berperan dalam pelaksanaan program kesehatan di lapangan. PKK diharapkan dapat menggugah keluarga/masyarakat agar termotivasi untuk memanfaatkan dan menerapkan isi buku KIA dalam perawatan kesehatan ibu dan anaknya.

“Perlu keterlibatan lintas program terkait dalam mengoptimalkan pemanfaatan Buku KIA, terutama komitmen petugas kesehatan dalam penggunaan dan pengisian Buku KIA sebagai instrument dalam pemberian KIE dan pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Selain itu juga dibutuhkan kesadaran para ibu (orang tua) untuk menyimpan dan selalu membawa buku KIA saat melakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan,” imbuh dr. Kirana.

Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dr. Eni Gustina, MPH, menyatakan bahwa setiap tahun Kementerian Kesehatan mengevaluasi efektifitas dan pemanfaatan Buku KIA, serta melakukan pengembangan setiap lima tahun sekali.

Pesan penguatan pemanfaatan Buku KIA disampaikan pada Workshop Advokasi Pemanfaatan Buku KIA untuk Kesehatan Ibu, Anak, dan Gizi dalam memperkuat Suplementasi Vitamin A dengan tujuan untuk memperoleh komitmen, dukungan kebijakan dan implementasi untuk penerapan buku KIA di seluruh provinsi.

Upaya advokasi ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Nutrition International, sebagai mitra pembangunan yang mendukung sosialisasi penggunaan buku KIA kepada lintas program dan lintas sektor terkait sehingga dapat meningkatkan integrasi pemanfaatan Buku KIA. Mengundang lebih dari 130 undangan yang berasal dari 34 provinsi, workshop ini menghadirkan berbagai narasumber yang menguatkan kebijakan penerapan Buku KIA di lapangan.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Cegah Stunting Pada Anak Dengan Protein Hewani

25 Januari 2023
blank

Masyarakat Diminta Segera Booster Kedua COVID-19

25 Januari 2023
blank

Protein Hewani Efektif Cegah Anak Alami Stunting

21 Januari 2023
blank

HGN 63: Protein Hewani Cegah Stunting

30 Januari 2023
blank

3 Aksi Menkes Benahi Data Kesehatan

20 Januari 2023
blank

Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

21 Januari 2023
Next Post
blank

Menkes Terima Penghargaan Pengelolaan Keuangan yang Baik

blank

Lindungi Masyarakat, Kemenkes Sidak Penyehat Tradisional di Banten

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.