Jakarta, 15 Januari 2019
Kebutuhan tenaga kesehatan ortotik dan prostetik masih tinggi di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga kesehatan tersebut untuk memaksimalkan pelayan kesehatan bagi penyandang disabilitas.
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan Kemenkes berupaya memberikan pelayanan kesehatan bagi mereka melalui pelayanan ortopedi. Namun pelayanan itu perlu dimaksimalkan khususnya terkait jumlah tenaga kesehatan lulusan ortotik dan prostetik.
“Kami masih harus melakukan peningkatan seperti layanan khususnya jumlah prostetik dan ortotik. Sampai 2017 ada sekitar 350 lulusan ortotik dan prostetik. Rekomendasi WHO idealnya 1 tenaga kesehatan prostetik dan ortotik untuk 250 orang disabilitas pertahun,” kata Menkes Nila pada The Handover Ceremony of The Nippon Foundation – Jakarta School of Prosthetic and Orthotics (JSPO) di Poltekkes Jakarta 1, Selasa (15/1).
Menkes menambahkan, kebutuhan untuk prostetik dan ortotik di Indonesia masih tinggi. Sekitar 9.752 tenaga kesehatan prostetik ortotik yang dibutuhkan di Indonesia.
Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes adalah dilakukannya kerjasama dengan Nippon Foundation melalui exceed worldwide dalam pengembangan JSPO di Poltekkes Jakarta 1. Kerjasama tersebut memiliki kontribusi tinggi dalam pemenuhan ahli ortotik prostetik.
Contohnya, melalui kerjasama ini JSPO telah mendapatkan pengakuan akreditasi internasional sebagai level kategori 1 yang merupakan kualifikasi pendidikan ortotik prostetik tertinggi dari International Society for Prosthetic and Orthotics (ISPO).
Melalui kerjasama ini, Menkes mengharapkan kerjasama antara Kemenkes dan Nippon Foundation dapat dilanjutkan dan diperluas ke program prioritas Kemenkes. Diharapkan juga JSPO Poltekkes Jakarta 1 dapat terus mempertahankan kualitasnya sebagai institusi pemegang level 1 kategori ISPO.
“JSPO Poltekkes Jakarta 1 semoga terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat melalui penyelenggaraan pendidikan dan akan meluluskan tenaga kesehatan yang unggul,” kata Menkes Nila.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM