Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Rabu, 25/01/2023
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

NUTRISI DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

Rokom by Rokom
12 Oktober 2016
Reading Time: 5 mins read
A A
0
blank
Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek

Oleh Prof. Dr. Nila F. Moeloek

Menteri Kesehatan, Republik Indonesia

Nutrisi memegang peran sentral dalam mewujudkan kehidupan kita yang lebih sehat dan sejahtera. Pentingnya kecukupan nutrisi dalam keberadaan kita sehari-hari untuk menopang kehidupan yang produktif dan bermanfaat merupakan kenyataan yang tak terbantahkan. Dapat dipastikan bahwa tanpa nutrisi yang mencukupi upaya kita untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dan bermartabat   akan sulit terwujud.

Keberhasilan dalam implementasi pembangunan kesehatan nasional sangat bertumpu pada bagaimana kita memberikan perhatian pada nutrisi dalam keluarga, terutama pada anak-anak dalam masa tumbuh kembang. Nutrisi menyediakan fondasi yang kokoh untuk mencapai kehidupan yang sehat, keberhasilan dalam dunia pendidikan, dan kehidupan yang produktif untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Ketidakmampuan kita untuk memastikan kecukupan gizi pada masayarakat akan menghambat upaya-upaya pencapaian tujuan pembagunan nasional dalam pengertian yang paling mendasar.

Dalam konteks Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals, MDGs), yang telah menjadi komitmen bersama kita untuk dicapai, kemajuan dalam target-target yang terkait dengan nutrisi akan memberikan sumbangan positif bagi percepatan pencapaian MDGs. Pencapaian dalam upaya memberantas kemiskinan ekstrim dan kelaparan, menurunkan tingkat kematian anak, serta target-target MDGs lainnya yang terkait dengan kesehatan dan pendidikan, banyak bergantung pada seberapa jauh kita mencapai kemajuan dalam bidang nutrisi.

Pentingnya peran nutrisi dalam kemajuan pembangunan bangsa harus digaungkan dan dikedepankan oleh semua pembangku kepentingan pembangunan, tidak terbatas pada pemangku kepentingan di sektor kesehatan saja. Setiap tahun, diestimasi bahwa kekurangan gizi menyebabkan kematian sekitar 5,6 juta anak usia di bawah lima tahun (balita) di seluruh dunia. Sementara satu dari empat anak di bawah lima tahun memiliki bobot kurang (underweight) untuk anak-anak seusia mereka, dan kondisi ini meningkatkan resiko akan kematian dini.

Nutrisi dan Keluarga

Jelas bahwa kekurangan nutrisi memberikan dampak buruk yang signifikan pada kesehatan individu dan masyarakat. Ibu hamil yang tidak cukup gizi akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah, dan dengan demikian memiliki resiko yang meningkat terhadap penyakit-penyakit yang mengancam kelangsungan hidup anaknya. Demikian pula, para gadis yang yang kekurangan gizi beresiko tidak mampu mengandung dan melahirkan anak yang sehat.

Kekurangan gizi ini menciptakan lingkaran jahat (vicious circle) lebih jauh, karena kondisi ini akan menghambat tumbuh kembang anak hingga dewasa. Pada gilirannya kondisi ini akan menghasilkan individu-invidu yang kurang produktif ketika mereka beranjak dewasa, dan bahkan bisa menjadi beban pembangunan.

Di balik semua itu, kesadaran akan pentingnya peran gizi dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang produktif dan pencapaian tujuan pembangunan nasional kita, ternyata belum cukup terefleksi dalam pencapaian target-target nasional kita yang terkait dengan nutrisi. Angka-angka terakhir yang menjadi indikator dalam pencapaian di bidang gizi (Riskesdas 2013) menunjukkan bahwa   prevalensi   bobot kurang pada balita mencapai 19,6%, sementara kondisi kurus kering (wasting) mencapai 21,1%,   dan kondisi kerdil (stunting) sebesar 37,2%.

Menarik, tetapi sekaligus memprihatinkan, untuk dicatat karena untuk kondisi kerdil pada balita meningkat dari 36,8% pada 2007 menjadi 37,2 pada 2013. Temuan ini cukup menggelitik karena ternyata pertumbuhan ekonomi kita yang relatif cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir — yang menjadi salah satu tolok ukur bagi kesejahteraan masyarakat – tidak serta merta paralel dengan kemajuan dalam kondisi gizi masyarakat.

Menyikapi tantangan pembangunan gizi

Kondisi yang tidak menguntungkan dalam bidang gizi ini perlu dijawab oleh semua pemangku kepentingan pembangunan terkait. Ini terutama karena pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan yang lebih baik tidak akan memiliki landasan yang kokoh untuk bertahan lama tanpa ditopang kecukupan gizi yang memadai.

Penting untuk melihat bahwa pencapaian dalam target-target nutrisi terkait secara erat dengan pencapaian bidang-bidang pembangunan lainnya dan kebiasaan sosial dalam masyarakat. Upaya pencapaian dalam bidang nutrisi, misalnya, tidak dapat diisolasikan dari isu-isu utama dalam ketahanan pangan dan pola makan masyarakat kita. Keterkaitan yang kompleks dengan isu-isu pembangunan lain ini merupakan salah satu masalah fundamental yang harus diselesaikan, sebelum kita memusatkan perhatian lebih jauh pada pemenuhan gizi masyarakat.

Secara geografis malnutrisi umumnya tersebar di berbagai wilayah di tanah air yang memang rentan dengan kerawanan pangan. Namun malnutrisi juga berkaitan dengan perilaku dan konsumsi masyarakat. Temuan yang diperoleh dalam studi tentang kondisi ketahanan pangan dan gizi di Indonesia, yang dilaksanakan oleh Smeru, UKP4 dan WFP (2014), menunjukkan bahwa malnutrisi juga tersebar dalam semua spektrum pendapatan. Sebagai contoh, prevalensi kondisi kerdil ditemukan cukup tinggi di kelompok rumah tangga terkaya.

Ini menunjukkan bahwa malnutrisi tidak hanya merupakan persoalan yang membelit kelompok berpendapatan rendah dan mereka yang menetap di wilayah rawan pangan, tetapi juga kelompok rumah tangga kaya di wilayah perkotaan.

Isu-isu lain yang turut menyumbang pada kompleksitas permasalahan nutrisi mencakup, antara lain, capaian pembangunan yang belum merata di antara bebagai wilayah, pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, urbanisasi yang masih tinggi, dan tingkat pemahaman yang masih rendah mengenai pentingnya gizi pada masyarakat.

Pendekatan lintas-sektor dan inovatif

Tantangan dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat menjadi semakin berat jika bidang-bidang pembangunan yang terkait langsung kecukupan nutrisi, seperti ketahanan pangan, infrastruktur, air bersih dan sanitasi, belum berkembang secara optimal. Oleh karena itu, kerja sama lintas sektor antara berbagai pemangku kepentingan terkait, apakah pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat madani, merupakan pra-kondisi mutlak untuk meningkatan status gizi masyarakat.

Besarnya skala persoalan dan kompleksitas tantangan yang dihadapi mengharuskan semua pemangku kepentingan untuk menempuh pendekatan yang lebih dari sekedar busines as usual. Upaya-upaya terobosan yang inovatif dan berkesinambungan perlu dieksplorasi dan diimplementasikan, terutama oleh pemangku kepentingan di sektor pemerintah, yang umumnya terbelenggu oleh ikatan-ikatan birokratis.

Berpikir secara kreatif (out-of-the-box) untuk menyelesaikan persoalan dengan melibatkan pemangku kepentingan non-pemerintah, mungkin masih sering menjadi kendala, terutama bagi mereka yang terbiasa berpikir dalam kotak-kotak birokrasi. Tapi tanpa upaya-upaya kreatif dan inovatif yang bekelanjutan seperti ini upaya-upaya dalam meningkatkan status gizi masyarakat akan terus menemui jalan terjal.

Dari sudut kebijakan, pemerintah telah melahirkan berbagai kebijakan dan rencana aksi untuk mewujudkan peningkatan status gizi. Dari dari semua rangkaian aksi telah dilalui, terlihat bahwa upaya-upaya koordinatif di tingkat implementasi serta aspek pemantauan dan evaluasi masih merupakan mata rantai lemah yang masih harus diperbaiki.

Salah satu upaya prioritas   pemerintah, yakni Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), merupakan jawaban terhadap permasalahan status gizi masyarakat dengan meletakkan fokus yang kuat pada pendekatan lintas-sektor. Kesadaran akan pentingnya kerjasama multi-sektor, dan peningkatan fungsi-fungsi koordinatif di antara semua pemangku kepentingan, baik sektor pemerintah maupun non-pemerintah, merupakan karakteristik dasar dari gerakan ini.

Gerakan 1000 HPK ini bertolak dari postulat bahwa periode terpenting dalam kehidupan manusia adalah masa 1000 hari pertama dalam kehidupan, yang mencakup 270 hari dalam kandungan dan 730 hari setelah kelahiran. Kekurangan gizi selama periode tersebut akan mempengaruhi secara negatif tumbuh kembang anak, mengakibatkan kondisi kerdil, kurus kering atau pun obesitas, dan pada gilirannya memperburuk kualitas hidup di masa dewasa.

Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, menyadari bahwa diperlukan juga komitmen dan terobosan inovatif lebih jauh untuk memperkuat   berbagai upaya peningkatan gizi yang ada. Komitmen ini telah diaktualisasikan Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat yang memberikan prioritas pada penguatan pemberdayaan masyarakat, penguatan penyedia pelayanan, serta penguatan pada aspek pemantauan dan evaluasi.

Pada tataran global, dalam rangka menyongsong agenda pembangunan pasca-2015 yang diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan akan diadopsi secara global tahun ini, pembangunan gizi harus terus mendapat fokus yang semakin kuat.

Agenda pembangunan global pasca-2015 dan agenda pembangunan nasional kita perlu terus memastikan agar pembangunan gizi tetap menjadi titik sentral dalam program-program pembangunan mendatang.   Kekurangan gizi yang tidak ditangani secara mendasar dan komprehensif lambat laun akan menggerus capaian pembangunan yang diperoleh dengan susah payah. Demikian pula, upaya kita untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa yang maju akan sulit diwujudkan tanpa menjadikan gizi sebagai fokus sentral dalam pembangunan kita.

Tags: BANGSADALAMNUTRISIpembangunan
ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

blank

Tingkatkan Kapasitas Layanan Kesehatan Rujukan melalui Kolaborasi

19 Januari 2023
blank

Babak Baru Eliminasi TBC Global

1 Agustus 2019
blank

Salah Satu Berkah Ramadhan, Udara Bersih dari Asap Rokok

25 Mei 2018
blank

Bawa Anak ke Posyandu, Siapa Tahu jadi Presiden

25 Mei 2018
freepik.com

Jangan Gigit Aku

25 Mei 2018
blank

Bekal Sehat Gizi Seimbang

12 April 2018
Next Post
blank

Tantangan dan Komitmen dalam Penanganan : Antimicrobial Resistance (AMR) di Indonesia

blank

Kemenkes Siagakan Ribuan Pos Kesehatan di Sepanjang Jalur Mudik Lebaran

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Indonesia Sampaikan Kesiapan Kolaborasi dalam Pembahasan Isu Kesehatan Presidensi G20 Tahun 2022

13 September 2021
Berita Utama

Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi dan Mulut Yang Aman Dari Penularan COVID-19

12 September 2021
Berita Utama

Wamenkes Dante Minta Masyarakat Waspadai Lonjakan Kasus COVID-19

11 September 2021
Berita Utama

Belajar dari Pandemi COVID-19, Menkes Ingatkan Pentingnya Perencanaan Pembangunan yang Memperhatikan Aspek Kesehatan dan Lingkungan

11 September 2021

Rekomendasi Artikel

blank

Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

14 Agustus 2021
blank

Terlambat Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua Tidak Akan Pengaruhi Efektivitas Vaksin

3 Agustus 2021
blank

Kemenkes Tegaskan Vaksin Moderna Hanya untuk Booster Nakes dan Publik yang Belum Pernah Menerima Vaksin COVID-19

13 Agustus 2021

Berita Populer

  • blank

    Penerima Vaksinasi COVID-19 dapat Registrasi via WA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin COVID-19 Merek Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax Tidak Dapat Dipergunakan untuk Vaksinasi Gotong Royong

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemerintah Tetapkan Batasan Tarif Pemeriksaan Rapid Test Antigen-Swab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vaksin AstraZeneca Aman, Penghentian Sementara Hanya Pada Kelompok CTMAV547

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Virus Corona Varian Baru B.117, B.1351, B.1617 Sudah Ada di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019
blank
Infografis

Sahur Sehat

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Blog Sehat
  • Mediakom
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.