Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Jumat, 20/06/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Agar Jalur Pernapasan Aman

Rokom by Rokom
08 Januari 2024
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Agar Saluran Napas Aman

Agar Saluran Napas Aman

Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Infeksi saluran pernapasan akut dapat menyebabkan kematian. Bagaimana mencegah supaya infeksi tidak terjadi?  

 

Global Burden of Diseases 2019, laporan yang dirilis Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), menggambarkan tren kesehatan global. Laporan yang disusun lembaga yang didanai Bill & Melinda Gates Foundation dan Negara Bagian Washington, Amerika Serikat  ini menyebutkan lima penyakit pernapasan yang berhubungan dengan penyebab kematian tertinggi di dunia, yaitu penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) sebanyak 209 kasus per 100 ribu penduduk, kanker paru 29 kasus per 100 ribu penduduk, pneumonia 6.300 per 100 ribu penduduk, dan asma 477 per 100 ribu penduduk. Sementara untuk di Indonesia kejadian tertinggi adalah pneumonia sebesar 5.900 kasus per 100 ribu penduduk, asma 504 kasus per 100 ribu penduduk, PPOK 145 kasus per 100 ribu penduduk, dan kanker paru 18 kasus per 100 ribu penduduk. Selain itu, lima jenis penyakit pernapasan yang menjadi faktor risiko penyebab kematian di Indonesia adalah PPOK, kanker paru, pneumonia, dan asma yang termasuk dalam 15 penyakit dengan kasus tertinggi di Indonesia.

Menurut dr. Sri Mulyani, Sp. P., dokter spesialis paru dari Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, salah satu penyakit pernapasan yang sering dialami masyarakat adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Ada dua jenis ISPA, yakni untuk saluran pernapasan atas dan bawah atau sering disebut sebagai pneumonia. Pneumonia, kata Sri, merupakan peradangan akut pada paru-paru yang disebabkan oleh patogen seperti bakteri, virus, jamur dan parasit. Pneumonia merupakan salah satu masalah utama kesehatan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pada populasi umum tingkat kematian yang dilaporkan mencapai 7,6 persen pada pasien pneumonia yang dirawat inap.

“Kasus kematian pneumonia lebih banyak pada anak, di mana pada tahun 2017 pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun di Indonesia, yaitu mencapai 15 persen dari seluruh kematian anak,” kata Sri kepada Mediakom pada Selasa, 5 Desember lalu.

Sri menuturkan, penyakit saluran pernapasan termasuk berbahaya karena dapat mengancam keselamatan penderitanya hingga berujung pada kematian. Untuk itu, dia menyarankan jika ada gejala-gejala serius, maka pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Namun, lanjut Sri, penyakit ISPA dapat dicegah sehingga masyarakat diminta lebih mengedepankan upaya preventif.

Sri Mulyani menyarankan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terinfeksi ISPA, yakni sering mencuci tangan dengan bersih, terutama setelah beraktivitas di tempat umum; meminimalkan sentuhan tangan ke bagian wajah, terutama pada mulut dan hidung; dan tetap membiasakan memakai masker.  Orang juga perlu menggunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika batuk atau bersin agar penyakit tidak menyebar ke orang lain.

Sri juga merekomendasikan agar orang memperbanyak konsumsi makanan yang sehat dan bergizi yang kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Orang juga perlu menghentikan kebiasaan merokok dan melakukan olahraga rutin tiga-lima kali dalam seminggu minimal 30 menit.

Orang, kata Sri, juga perlu istirahat yang cukup dan menyediakan ventilasi udara yang baik di rumah. Kaum ibu, kata dia, perlu memberikan air susu ibu eksklusif kepada bayinya dan menimbang bayi bawah lima tahun setiap bulan serta memberikan vaksinasi di fasilitas kesehatan, seperti vaksin MMR, influenza, pneumonia (PCV), dan COVID-19.

Sri menyatakan, jika seseorang mengalami ISPA di bagian saluran pernapasan atas, biasanya gejalanya adalah batuk dan flu. Kondisi ini, kata dia, jika penyebabnya adalah virus, maka dapat sembuh sendiri tanpa perlu mengonsumsi obat asalkan setelah ada gejala langsung istirahat yang cukup dan benar. Namun, jika tidak istirahat, bisa jadi virusnya akan terus berkembang sehingga diperlukan obat untuk mengatasinya.

“Pada penderita infeksi saluran pernapasan akut bagian atas itu biasanya bisa berlangsung sampai dua minggu dan biasanya dia bisa membaik pada minggu kedua kalau ISPA penyebabnya virus,” kata Sri. “Karena kita harus bekerja, otomatis tidak sempat istirahat, makanya harus minum obat. Kalau lebih lama, maka virus akan ditunggangi oleh bakteri. Dengan masuknya bakteri dia bisa berkembang biak karena ada media yang bagus.”

Sementara itu, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Dr. dr. Heidy Agustin, Sp. P. (K.), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika seseorang mengalami gejala ISPA. Jika pasien tersebut harus menjalani rawat jalan, maka selain harus istirahat yang cukup, ia juga disarankan untuk memperbanyak minum air putih. Apabila suhu tubuh tinggi, dia disarankan untuk dikompres dan meminum obat penurun panas. Apabila sudah beberapa hari gejala yang dirasakan tidak kunjung membaik, maka ia disarankan untuk segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Menurut Sri, seorang penderita ISPA akan disarankan untuk menjalani rawat inap apabila hasil observasi dokter menunjukan perlunya beberapa tindakan, seperti membutuhkan antibiotik parenteral, oksigenasi, dukungan nutrisi dengan atau pemberian cairan intravena, prosedur invasif, pemantauan ketat, dan kemungkinan penyakit menjadi lebih berat.

Adapun kelompok yang rentan terinfeksi ISPA, kata Sri, ada empat golongan, yakni anak-anak, karena sistem imunitas tubuhnya dan orang tua, yang justru mulai terjadi penurunan imunitas dalam tubuhnya. Ada pula orang yang memiliki penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, dan kanker yang bisa terpicu ketika ada faktor risiko karena kondisi imunitasnya juga cenderung lebih lemah dibandingkan orang normal. Kelompok yang rentan berikutnya adalah para perokok yang setiap hari merokok sehingga akan merusak silia di saluran pernapasan, sementara untuk menggantikan silia tersebut tidak bisa.

“Merokok dalam jangka panjang juga bisa menimbulkan karsinogenik. Jangka pendeknya ISPA bagian atas atau pneumonia. Dan, itu bisa terjadi berulang-ulang dalam satu tahun dan kemudian berulang kembali tahun-tahun berikutnya sehingga lama-lama bumper pertahanan paru-parunya rusak juga,” ujar Sri.

 

Penulis: Redaksi Mediakom

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

26 Juni 2024
Bidan di Daerah

Bidan Desa Harus Serba Bisa

26 Juni 2024
Garda Terdepan Dalam Persalinan

Garda Terdepan dalam Persalinan

26 Juni 2024
Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan_Foto Shutterstock

Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan

26 Juni 2024
Isi Tas Bidan

Mengintip Isi Tas Bidan

26 Juni 2024
Ilustrasi Liburan Sekolah_Foto Shutterstock

Ide Seru Menikmati Liburan Sekolah

26 Juni 2024
Next Post
Setelah Wabah Pneumonia di Cina

Setelah Wabah Pneumonia di Cina

Maksuba Kue Bangsawan Palembang

Maksuba, Kue Basah Bangsawan Khas Palembang

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Kolegium Kebidanan Luncurkan Kurikulum Baru: Bekal Baru bagi Calon Bidan Indonesia

20 Juni 2025
Berita Utama

Para Pemimpin Dunia Bersatu untuk Mempercepat Upaya Eliminasi Kanker Serviks

19 Juni 2025
Berita Utama

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Philips Tandatangani Memorandum Saling Pengertian (MoU) untuk Perkuat Ketahanan Sistem Kesehatan

19 Juni 2025
Berita Utama

Layanan TBC Itu Gratis, Pemerintah Tegaskan Komitmen Lindungi SDM Indonesia

19 Juni 2025

Rekomendasi Artikel

blank

COVID-19 Kembali Merebak di Luar Negeri, Masyarakat Diminta Waspada

20 Mei 2025
blank

Kini Check In PeduliLindungi Bisa Lewat Website

30 September 2022
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.