Sehat Negeriku
No Result
View All Result
Rabu, 14/05/2025
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
No Result
View All Result
Sehat Negeriku
No Result
View All Result

Membangun Lingkungan Sekolah yang Aman

Rokom by Rokom
09 Januari 2024
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Membangun Lingkungan Sekolah yang Aman

Membangun Lingkungan Sekolah yang Aman

Bagikan di FacebookBagikan di WhatsappBagikan di Line

Sekolah perlu mengeluarkan kebijakan tertentu untuk mencegahan terjadinya tindakan perundungan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di sekolah.      

 

Psikolog dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Siti Muawanah, S. Psi., M. Psi., mengatakan upaya pencegahan perundungan di sekolah harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan semua pihak, mengingat dampaknya yang mungkin dapat menyebabkan masalah psikologis yang serius dan berkepanjangan di masa depan. “Sekolah-sekolah di Indonesia sudah saat saatnya untuk mulai sadar terhadap ancaman perilaku perundungan yang terjadi pada anak-anak melalui adanya semacam program pencegahan perundungan yang dapat dimulainya sedini mungkin agar lebih mudah diterima dan tertanam hingga mengakar dari awal oleh anak,” kata Siti dalam Talkshow Keluarga Sehat di Radio Kesehatan pada Kamis, 19 Oktober lalu.

Perundungan, menurut Siti, merupakan salah satu bentuk perilaku kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa kuat atau berkuasa kepada orang lain yang dianggap lebih lemah atau tidak berdaya dengan tujuan untuk menyakiti atau merugikannya. “Bedanya dengan perilaku agresif lainnya adalah perundungan dilakukan memang dengan sengaja dan terjadi karena adanya ketimpangan kekuatan antara pelaku dan korbannya dengan tujuannya untuk menyakiti. Ketika hal ini terjadi secara berulang, maka akan memberikan dampak psikologis kepada korbannya,” ujarnya.

Psikiater dari Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, dr. Suzy Yusna dewi, Sp. K. J. (K.), mengatakan bahwa sekolah perlu mengeluarkan kebijakan tertentu untuk mencegahan terjadinya tindakan perudungan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di sekolah. “Sekolah harus mengetahui masalah perilaku perundungan sehingga kemudian menciptakan sebuah kebijakan tertentu untuk menghindarinya. Misalnya di sekolah ada program ‘Stop Perundungan’ dengan memberlakukan sanksi bagi murid yang melakukan perundungan,” kata Suzy kepada Mediakom pada Rabu, 11 Oktober lalu.

Menurut Suzy, sekolah dapat mendidik muridnya tentang perundungan melalui kegiatan belajar mengajar di sana. Guru dan pihak sekolah lain dapat mengajarkan norma-norma sosial, seperti mengajarkan anak untuk menghormati, menghargai, dan tidak menyakiti atau melukai anak lain serta memberikan pemahaman mengenai perundungan, baik tentang jenis-jenis maupun dampak negatifnya. Pendidikan akhlak juga dapat menekan perilaku perundungan dengan menanamkan nilai-nilai seperti melakukan sesuatu yang tidak merugikan diri sendiri, tidak merugikan orang lain, dan tidak merugikan lingkungan sekitar.

Suzy menambahkan bahwa sekolah juga dapat memberikan sanksi kepada murid yang melakukan perundungan, yaitu berupa pembinaan, yang dimulai dari memberikan teguran lisan, teguran tertulis, dan tindakan lain yang bersifat mendidik agar anak tidak kembali melakukan perundungan. Menurut Suzy, kurang tepat jika pelaku perundungan langsung dikeluarkan dari sekolah karena sanksi tersebut tidak menyelesaikan masalah tapi malah bisa memperburuk keadaan pelaku. “Jangan dikeluarkan dulu dari sekolah. Namun, bisa diberikan pembinaan hingga skorsing dalam beberapa waktu tertentu. Jika langsung dikeluarkan, nanti pelaku bisa bikin masalah lagi di sekolah lain.”

Orang tua perlu turut serta dalam melindungi anaknya supaya anak tidak menjadi korban atau pelaku perundungan di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, aman, dan menyenangkan untuk anak saat berada di rumah.

Siti menjelaskan bahwa anak akan mencontoh segala hal yang diajarkan atau dilakukan orang tuanya. Untuk itu, pola asuh orang tua akan berpengaruh terhadap perilaku perundungan di sekolah, khususnya sebagai pelaku perundungan. Dia mencontohkan ketika orang tua sedang marah dan selalu melakukan kekerasan, anak akan sering melihat dan menyerap semua kelakukan yang ditunjukan oleh orang tuanya. Maka, saat berada di lingkungan baru seperti di sekolah anak ini akan merespons seperti apa yang pernah dilihatnya di rumah, sehingga saat dia, tentu ia akan melakukan kekerasan juga, khususnya kepada orang-orang yang ada di sekolah, yang pada akhirnya ia menjadi pelaku perundungan. “Apa yang kita ajarkan, apa yang kita modelkan, baik kebiasaan atau kelakuan orang tua, maka akan ditiru oleh anak berdasarkan sepenglihatannya dalam keseharian di lingkungan keluarganya itu,” tutur Siti.

Menurut Siti, orang tua juga harus bisa mengajarkan kepada anak tentang cara mempertahankan diri untuk menghadapi situasi-situasi berbahaya saat berada di sekolah. Hal ini juga perlu dilakukan agar anak bisa memiliki kekuatan atau ketahanan mental untuk menghindari dan bukan untuk melawan balik. Dengan memahami cara untuk mempertahankan diri, anak diharapkan bisa menjauh dari bahaya seperti perundungan.

Tip Mencegah Perundungan di Sekolah

Perundungan dapat dicegah atau dihentikan oleh semua orang, termasuk guru-guru yang ada di sekolah. Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef) memberikan beberapa langkah yang dapat dilakukan guru untuk mencegah perundungan.

Ciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Sekolah perlu menciptakan suasana yang hangat, hubungan yang saling mendukung, iklim positif, dan pelibatan semua siswa di ruang kelas.

Pedoman tentang perundungan. Sekolah dapat menyusun dasar, acuan, dan petunjuk yang tegas dan jelas terhadap perundungan serta membuat kesepakatan dengan siswa tentang konsekuensi dari perundungan secara partisipatif, alih-alih memberi hukuman.

Pengawasan terhadap anak yang rentan. Guru perlu lebih memperhatikan anak-anak yang secara fisik lebih lemah, anak-anak dengan disabilitas, anak-anak baru atau pindahan, dan anak-anak yang sering mengeluh karena jadi korban perundungan.

Dukungan untuk anak yang rentan perundungan. Berikan dorongan kepada anak-anak yang lebih rentan perundungan untuk berinteraksi secara lebih aktif dan ingatkan teman-temannya untuk membantunya agar dapat melakukannya dengan baik.

Ajarkan anak cara mengatasi perundungan. Libatkan siswa untuk bermain peran (role play) mengenai situasi perundungan dan cara mengatasi masalah ini. Rencanakan bersama mereka cara melawan perundungan dan penindasan.

Beritahu bahwa mereka tidak sendiri di sekolah. Yakinkan kepada setiap siswa bahwa setiap guru bersedia membantu mereka jika dan ketika mereka mengalami perundungan.

 

Penulis: Redaksi Mediakom

ShareSendShare
Rokom

Rokom

Redaksi Sehat Negeriku

Informasi Terkait

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

Tantangan Bidan di Masa Pandemi

26 Juni 2024
Bidan di Daerah

Bidan Desa Harus Serba Bisa

26 Juni 2024
Garda Terdepan Dalam Persalinan

Garda Terdepan dalam Persalinan

26 Juni 2024
Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan_Foto Shutterstock

Masih Banyak Bidan yang Dibutuhkan

26 Juni 2024
Isi Tas Bidan

Mengintip Isi Tas Bidan

26 Juni 2024
Ilustrasi Liburan Sekolah_Foto Shutterstock

Ide Seru Menikmati Liburan Sekolah

26 Juni 2024
Next Post
Membangun Benteng Untuk Anak

Membangun Benteng untuk Anak

Perundungan Belum Berakhir

Perundungan Itu Belum Juga Berakhir

Tweet oleh @KemenkesRI
Berita Utama

Menkes Apresiasi Langkah Jakarta: Pasukan Putih dan Inovasi Layanan Promotif-Preventif untuk Kesehatan Masyarakat

14 Mei 2025
Berita Utama

Tim Sanitasi dan Pengamanan Pangan KKHI Madinah Rutin Lakukan Inspeksi

13 Mei 2025
Berita Utama

Kenali Tanda-tanda Masalah Kesehatan Jiwa Jemaah Haji di Tanah Suci

11 Mei 2025
Berita Utama

Jemaah Haji Gelombang I Mulai Bergerak ke Makkah, KKHI Lakukan Langkah Strategis Penguatan Pelayanan Kesehatan

11 Mei 2025

Rekomendasi Artikel

blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai, Ini 3 Cara Daftar

10 Februari 2025
blank

Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

11 Oktober 2023
blank

Cek Kesehatan Gratis Kado Ulang Tahun Dimulai 10 Februari 2025

7 Februari 2025

Berita Populer

  • blank

    Masyarakat Umum Sudah Bisa Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Besok PeduliLindungi Resmi Bertransformasi Menjadi SATUSEHAT Mobile

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Beri Perlindungan Tambahan, Lansia Diberikan Vaksin Booster Kedua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sertifikat Vaksin & Data Bermasalah? Ini Solusinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerbitan STR Seumur Hidup Lebih Mudah Lewat Portal SATUSEHAT SDMK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Sehat Negeriku

Sehat Negeriku adalah kanal berbagi informasi tentang kegiatan Kementerian Kesehatan, baik berupa rilis yang dikeluarkan Kemenkes, dokumentasi foto dan video, maupun tulisan ringan seputar info-info kesehatan.

Jejaring Website Terkait

  • Kementerian Kesehatan RI
  • Biro Komyanmas

Informasi Lainnya

  • Tentang Sehat Negeriku
  • Peta Situs
blank
Infografis

Jadwal Skrining Anda dan Keluarga

Jadwal Skrining Sesuai Siklus Hidup

22 September 2023
blank
Infografis

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

31 Mei 2019
blank
Infografis

Lebaran Sehat

19 Februari 2019
blank
Infografis

Mudik Sehat dan Aman

19 Februari 2019
blank
Infografis

Lansia Indonesia

19 Februari 2019

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Rilis Sehat
  • Foto Sehat
  • Video Sehat
  • Infografis
  • Komik Sehat
  • Mediakom
  • Majalah
Langganan Newsletter

© 2021 Sehat Negeriku - Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.